Tak berapa lama, kami memasuki pasar Iceu, yang diterangi lampu-lampu neon. Pasar yang berada di jalan Kapten Naseh ini dinamai pasar Iceu, karena konon katanya ada rumah penyanyi dangdut terkenal dari Kota Tasikmalaya yang bernama Iceu Tresnawati di sini. Rumah besar yang selalu tertutup rapat.
Di pasar udaranya menjadi terasa hangat dan suasana nampak ramai.
Ibu mengajakku mendekati kios pisang. Pisang bertandan-tandan, beraneka rupa, tersedia di sana.
"Pisang nangka, Teh?" sapa penjual. Rupanya dia langganan Ibu.
"Yang ini sekilo!" Ibu menunjuk pisang berwarna hijau yang montok. Hm, pisang goreng buatan Ibu selalu enak dan wangi. Sangat disukai para pembeli. Oh, ternyata pake pisang nangka, ya?
Loh, kok, pisang namanya nangka, sih? Aku teringat nangka kuning kesukaanku. Apa pisang dan nangka digabung? Aku bertanya-tanya dalam hati. (Bersambung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI