Rendi bergeming.
Kutunggu beberapa saat, dia tetap tak mau mengangkat wajahnya, meski dibujuk oleh gurunya sekali pun.
"Ya, udah, kalau Rendi gak mau menunjukkan sekarang, barangkali nanti ya! Rendi bilang saja sama Ibu Ayu."
Kuajak anak-anak kembali ke kelas.
Sebelum melanjutkan pelajaran, mereka kunasihati dulu untuk tidak melakukan perundungan.
"Hati-hati, ya, Nak. Kita sudah membuat kesepakatan serta mengutuk keras tindakan perundungan. Baik secara verbal, mau pun dengan kekerasan fisik. Menjentik telinga, termasuk perundungan fisik, dan hal itu tidak dibenarkan."
Kutatap anak-anak satu persatu.
"Ibu tak ingin kejadian ini terulang kembali. Mengerti?"
"Mengerti, Bu!"
Saat bel istirahat, aku bertemu dengan Bu Ayu di ruang guru.
"Bu, kata Rendi, yang menjentik telinga itu Tino!" ujarnya sambil tertawa.