Reni, teman sekelompoknya, baru menyadari Dina tertidur, dan memberitahuku.
Kutempelkan jari di depan bibirku, menyuruhnya untuk tidak berisik. Untunglah, dia dan anak-anak sangat mengerti, serta tak membangunkannya. Mereka hanya saling berbisik-bisik, dan menunjuk Dina yang tertidur.
Kutatap Dina yang tertidur pulas bagai bayi. Tiba-tiba saja muncul ide untuk memotretnya. Kukeluarkan gawai, dan cekrek, kufoto.
Keadaan kelas sangat hening, anak-anak sibuk mengerjakan tugas. Beberapa saat berlalu, Dina pun akhirnya terbangun.
Aku pura-pura sibuk menulis, dan tak melihatnya. Dia mengucek-ngucek mata, dan dengan panik, bertanya pada temannya.
"Sekarang belajar apa?"
"Bikin pidato perpisahan Din!" jawab Reni.
"Oh!" Dina mengangguk-angguk. Dengan gugup dia mengeluarkan buku dari tasnya.
Segera kuhampiri Dina.
"Udah sembuh, Din?" tanyaku.
Dina mengangguk malu.