Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Tertidur di Kelas, Bangunkan atau Jangan?

24 Februari 2023   12:47 Diperbarui: 24 Februari 2023   12:49 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu sakit, Nak?" tanyaku pada Dina, yang tampak pucat. Duduknya persis di depan meja guru.

Dia menggeleng.

"Enggak, Bu, cuma sakit gigi," ucapnya pelan.

Sudah dua hari ini, dia mengeluhkan sakit gigi, dan menanyakan obat sakit gigi kepadaku. Dan hari ini, pagi-pagi selesai membaca do'a bersama, dia terlihat kuyu seperti kurang tidur.

"Sudah minum obat?"

"Sudah, Bu."

"Nanti kalau masih sakit, Ibu antar ke Puskesmas, ya!" ujarku.

"Enggak, Bu, udah sembuh, kok!" dia menolak dengan tegas.

Hm, anak-anak memang susah kalau diajak berobat! Hehe

Aku mengangguk-angguk tak memaksanya. Kulanjutkan kegiatan pembelajaran dan berdiri di tengah-tengah kelas. Kebetulan, hari ini adalah materi tentang pidato.

Anak-anak kelihatan antusias, saat bersama-sama membedah sistematika pidato beserta contohnya.

Pembelajaran diselingi tanya jawab, pemberian contoh, serta mengamati tayangan video.

Aku berkeliling, mengisi rubrik kegiatan siswa, dan saat sampai di meja Dina, kulihat ia tertidur. Dia menopang kepalanya dengan pangkal lengan.

Mungkin suaraku yang cempreng, menjadikan dia ngantuk berat. Hehehe

Teman sekelompoknya pun tak menyadari, temannya tertidur. Mereka asyik menonton video.

Bangunkan, atau jangan, ya? Pikirku. 

Kalau kubangunkan, duh, kasian! Wajahnya begitu pucat, mungkin semalam dia kurang tidur.

Cuaca pagi yang adem, memang sangat cocok untuk tidur! 

Biasanya aku akan menyuruh siswa yang mengantuk untuk mencuci muka. Tetapi kali ini aku merasa tak tega. Lagian Dina sedang  sakit, jadi kuberi dia toleransi.

Kubiarkan Dina tertidur pulas, menikmati istirahatnya.

Sampai tayangan video berkhir, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, dia masih pulas.

"Bu, Dina tertidur!"

Reni, teman sekelompoknya, baru menyadari Dina tertidur, dan memberitahuku.

Kutempelkan jari di depan bibirku, menyuruhnya untuk tidak berisik. Untunglah, dia dan anak-anak sangat mengerti, serta tak membangunkannya. Mereka hanya saling berbisik-bisik, dan menunjuk Dina yang tertidur.

Kutatap Dina yang tertidur pulas bagai bayi. Tiba-tiba saja muncul ide untuk memotretnya. Kukeluarkan gawai, dan cekrek, kufoto.

Keadaan kelas sangat hening, anak-anak sibuk mengerjakan tugas. Beberapa saat berlalu, Dina pun akhirnya terbangun.

Aku pura-pura sibuk menulis, dan tak melihatnya. Dia mengucek-ngucek mata, dan dengan panik, bertanya pada temannya.

"Sekarang belajar apa?"

"Bikin pidato perpisahan Din!" jawab Reni.

"Oh!" Dina mengangguk-angguk. Dengan gugup dia mengeluarkan buku dari tasnya.

Segera kuhampiri Dina.

"Udah sembuh, Din?" tanyaku.

Dina mengangguk malu.

"Maaf, saya ketiduran, Bu!" sesalnya.

"Gak apa-apa, kan kamu lagi sakit!" kataku menenangkannya.

"Mau pulang?" tanyaku

"Enggak, Bu!"

"Kamu kuat gitu, jika ikut belajar?" tanyaku khawatir.

"Iya, Bu!" jawabnya mantap.

"Baiklah kalau begitu. Cuci muka dulu, biar segeran, ya, Din!"

"Iya, Bu!"

Dina bangkit dan bergegas ke toilet. Hatiku merasa lega, sempat kulihat wajahnya berseri tak sepucat tadi. Sikap toleranku, mungkin ada faedahnya untuk kesembuhan Dina.

Sembuh, ya, Nak! Jangan sampai tertidur lagi di kelas! Bisik hatiku.

Aamiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun