Ya, ampun? Kok, sampai segitunya, sih, marketing si Mang?
Daripada ribut, segera kukeluarkan uang duapuluh ribu.
"Ini, Mang!"
Tanpa ba bi bu, kutinggalkan si Mang. Sepanjang perjalanan, kami membicarakan kelakuan si Mang yang memaksakan kemauannya kepada pembeli.
"Aneh, ya, si Mang itu!"
"Iya, Bu, kemarin juga saya beli semangka. Emang begitu karakternya!' ujar Bu Yanti," Tapi, manis. kok, semangkanya."
"Tapi kalau yang ini, kurang meyakinkan, ya, Bu!" ujarnya.
"Iya!" kataku.
Setelah Bu Yanti turun di depan rumahnya, aku jadi bingung sendiri. Bingung memikirkan semangka yang tak kuinginkan.
Saat memasuki gerbang perumahan, tampak Pak Heri, Satpam perumahan, sedang mengawasi tiga orang tukang yang mengerjakan gapura perumahan.
Terbersit dalam hatiku untuk memberikan semangka kepada mereka. Panas-panas begini, cocok juga makan semangka! Hehehe