"Stop!"
Motorku kurem seketika. Sebuah roda buah-buahan menghalangi jalanku. Untunglah, remnya pakem.
"Maaf, barangkali mau beli!" ujar si Mang menawari kami dengan wajah watados. Kulihat tinggal dua ikat rambutan dan tiga buah semangka di atas rodanya.
"Tolong dibeli aja, Bu! Mumpung murah!" ujarnya sedikit memaksa. Peluh berleleran di dahinya.
"Gak, Mang, kemarin kan udah beli, masih ada rambutannya!" tukas Bu Yanti yang duduk di goncenganku. Rupanya si Mang langganan Bu Yanti.
"Beli aja lagi, Bu, buat besok!" kata si Mang.
"Enggak, ah!" tukas Bu Yanti.
Aku merasa kasihan, teringat kata-kata Pak Ustaz, untuk berbelanja di pedagang kecil seperti si Mang ini, meski caranya agak memaksa.
"Berapa semangkanya, Mang?" tanyaku ngasal.
Barusan paksu mengirim foto telah membeli sepuluh butir kelapa muda dari tetangga, karena kasihan juga. Duh,
"Tujuh ribu saja, sekilo!"