"Jadi berapa, Teh?"
"Semuanya jadi sepuluh ribu!" ujar Ibu ramah.
Istri Pak Haji Ade menyerahkan selembar uang sepuluh ribu, dan diterima Ibu dengan penuh syukur. Uang dikibaskan ke atas dagangan, sebagai penglaris.
Sampai malam, tak ada lagi pembeli. Suasanya sangat sepi, hanya suara jengkerik yang terdengar nyaring. Aku pun sudah menguap berkali-kali. Melihat hal itu, Ibu segera berdiri.
"Kita pulang saja, Nak! Sudah malam,"
Dengan cekatan, Ibu membereskan barang.
"Iya, Bu," aku segera membantunya membawakan barang semampuku.
A Bari yang masih terjaga, bergegas membantu.
"Mau makan pecel, Nak?" tanya Ibu setelah barang terangkut semua.
"Mau, Bu!" aku dan A Bari serempak menjawab. Kami memang sangat lapar.
"Ayo, bikin sendiri, ya. Ibu mau salat Isya!"