Setelah Teh Dini terlelap, dengan berjingkat-jingkat, aku keluar rumah menyambangi Ibu. Kulihat Ibu sedang termenung sendiri. Wajahnya terlihat muram.
"Eh, Ana, sini!" senyum Ibu mengembang saat melihatku.
Beliau melebarkan tangannya. Segera kumenghambur ke dalam pelukannya.
"Ati sudah bobo?" tanyanya, sambil mencium kepalaku.
"Iya, dikelonin Teh Dini, Bu."
"Ana belum ngantuk?"
"Belum, Bu!"
"Mau pecel?"
"Nanti aja, Bu!" aku menggeleng.
"Belum ada yang beli, ya, Bu?" tanyaku.
Ibu mengangguk lesu.