"Teh, lapar!" Ati, adik bungsuku, merengek, sambil memegangi perutnya.
Teh Dini yang sedang mengerjakan PR, cepat-cepat menghampiri, dan membujuknya.
"Tunggu bentar lagi, ya. Ibu pasti pulang."
Adikku masih meringis. Duh, bahaya kalau dia menangis! Segera kuberikan mainan katak dari kertas, yang tadi kubuat.
"Nih, coba liat, Dik!"
Adikku menoleh kepadaku, dan dengan cepat mengambil origami itu dari tanganku. Senyumnya pun seketika mengembang.
"Wah, bagus!" ucapnya.
"Ini katak, ya, Teh Ana?" ia memainkan katak kertas itu dengan gembira.
"Iya, tadi Teh Ana belajar di sekolah!" ujarku.
Sejenak Ati asyik dengan mainannya, dan terlupa akan rasa laparnya.
Kami berempat memang menunggu ibu, yang sedang mengikuti pengajian di rumah tetangga. Biasanya, ibu akan membawa makanan, yang langsung kami serbu.