Maksudnya, kopiah kesayangan! Kopiahnya ada beberapa, ngadaplok dina tembok, dan hanya satu yang disukainya.
Hah? Aku terlonjak kaget.
Kututup mulutku dengan tawa ditahan.
"Oh..., kirain apa! Pegang kepalamu, Beh!'" kutinggalkan pak suami, segera masuk kamar. Tawaku meledak di atas bantal,
"Astagfirullah!" kudengar pak suami berseru, lalu disusul pintu dan pagar yang ditutup dengan kencang. Lamat-lamat, kudengar suara iqamah. Pastinya pak suami tergopoh-gopoh kini.
Ah, ternyata dari tadi pak suami mencari kopiah, yang sejak tadi sudah bertengger di kepalanya.
(Tulisan pernah dimuat di jurdik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H