Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) 12. Seloka Adagium Petuah Bestari KPPJB ( Februari 2024), 13. Pemilu Bersih Pemersatu Bangsa Indonesia KPPJB ( Maret 2024) 14. Trilogi Puisi Berkait Sebelum, Saat, Sesudah, Ritus Katarsis Situ Seni ( Juni 2024), 15. Rona Pada Hari Raya KPPJB (Juli 2024} 16. Sisindiran KPPJB (2024). Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apakah Semua karena Balapan Karung?

9 November 2022   14:54 Diperbarui: 9 November 2022   15:01 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

               "Wa'alaikumussalam, ya, Bunda Riki, semoga Riki cepat sembuh." (09.27)

               "Ya, terimakasih, Bunda Bebi atas nasihatnya, saya terima dengan hati terbuka. Kemarin memang tidak pemanasan dulu. Maaf. Dalam kegiatan tidak ada paksaan untuk ikut lomba. Siapa yang bersedia, disilakan ikut lomba." (09.28)

                 "Lomba kemarin, kelas 1 dan 2 balapan kelereng pake sendok, sedangkan kelas 3-6 balapan karung."(09.34)

                  "Setelah lomba, siswa dipersilakan istirahat, sebelum pulang. Tetapi ada yang main bola, sampai terjadilah musibah nginjek pecahan kaca. Mohon maaf bapak ibu semuanya."(09.35)

                  "Saya dan seluruh rekan guru mohon maaf atas kejadian yang menyebabkan putra putri bapak ibu sakit. Mudah-mudahan yang sakit cepat diberi kesembuhan seperti sedia kala."(09.36)

                   Baru saja Bu Ratih membalas semua pesan, secepat kilat, muncul chat balasan dari Ibu Bebi,

                   "Saya maafkan, Bu. Hanya harus jadi perhatian untuk ke depannya. Kalau ada yang ikut balapan seperti balap karung harus dipimpin/disuruh pemanasan dulu. Terimakasih." (09.41)

                   Bunda Bebi lantas mengirim video Bebi sedang rebahan, berteriak-teriak kesakitan, sambil mengibas-ngibaskan selimutnya. Duh, Bu Ratih merasa heran dengan tingkah anak kelas enam itu. Sakit amatkah?

                   Selain di grup, semua chat yang belum sempat dibaca Bu Ratih saat off tadi, dikirim ulang bunda Bebi via wapri.

                   Saat jam istirahat, Bu Ratih sharing dengan guru lain, ternyata tidak ada satu pun siswa yang sakit dari kelas tiga sampai lima, khusus peserta balapan karung. Mereka tetap masuk sekolah, bahkan mereka sangat seru saat menceritakan lomba kemarin.

                  Selepas istirahat, anak-anak di kelas diajaknya untuk merenung, bahwa apa yang kita alami adalah semata takdir Allah yang harus disyukuri. Diberi kesehatan, bersyukur, diberi sakit pun harus bersyukur, tidak usah menyalahkan keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun