Mohon tunggu...
Neng Siti Tasya Amelia
Neng Siti Tasya Amelia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Tidak ada bio

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bidadari Kecil

28 Maret 2022   00:43 Diperbarui: 28 Maret 2022   00:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Temaram malam menemani sang Puan merenung akan kehidupan.

"Huft..aku merindukannya. Apa kabar dia disana?" monolognya sembari menatap langit gelap yang bertabur bintang membuat kesan cantik saat dipandang.

Jemari nya ia arahkan kepada bintang-bintang seolah menggapai sesuatu di sana.

"Dimana pun kamu berada, aku tau kamu pasti baik-baik disana." Ucapnya di ikuti senyum manis di bibirnya

 1 bulan yang lalu

 Duaarr..

Suara itu mengambil ekstensi orang-orang disekitarnya yang kemudian menghampiri sumber suara.
Betapa terkejutnya mereka melihat seorang gadis remaja yang tergeletak bersimbah darah dan hampir kehilangan nyawa.

"Tolong cepat telepon ambulance" kata salah seorang ibu disana.

"Ya ampun nak, tragis sekali hidupmu" ucap wanita paruh baya yang menyayangkan kejadian tersebut.

Iya, telah terjadi kecelakaan di salah satu ruas jalan yaitu kecelakaan truck yang menabrak gadis kecil yang malang. Gadis itu pun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan serius.

----------------------------

"Permisi, gadis yang mengalami kecelakaan sekitar pukul 9" tanya pria itu

"Gadis yang mengalami kecelakaan...Oh dia masih ada di ruang UGD." Jawab resepsionis itu sembari menunjukkan lorong ruang UGD kepadanya.

"Terimakasih." Pria itu pun bergegas pergi.

Di lorong itu ia berjalan sempoyongan dengan air mata yang membasahi wajahnya. Beberapa langkah lagi menuju pintu UGD, ia bersimpuh sembari menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi.

"Maaf de, maafin abang yang ga bisa jagain kamu. Maaf.." lirihnya.

Ia pun beranjak dari posisinya dan bersandar di dinding lorong ruang UGD. Tak lama kemudian wanita paruh baya datang menghampirinya.

"Gimana keadaan Aruna, Bang?" Tanya ibunya yang tersedu-sedu.

"Dia masih di tangani dokter bu." Balasnya sembari menenangkan ibunya yang tak henti-hentinya menangisi putri bungsunya yang sedang berjuang antara hidup dan mati.

Aruna POV

"Wah, tempat apa ini? Indah sekali." Kagumnya

"Hum tempatnya indah apa sekarang aku tinggal disini? Wah, pasti bahagia sekali aku hehe."

Tiba-tiba ia melihat cahaya kecil yang berkilau. Dia pun memperhatikan lebih teliti lagi. Cahayanya bergerak kesana-kemari.

"Hah? Apa itu?"

"Halo aruna, aku Raina"

Aruna memperhatikan nya lebih jeli lagi, ternyata itu peri.
Dia mengucek matanya untuk memastikan jika benar peri.

"Kamu peri? Disini ada peri ternyata."

"Iya aku peri disini." Balasnya sembari menyunggingkan senyuman.

"Tapi kenapa ada peri disini, sebenarnya aku dimana dan apa tujuanku disini?" Tanya aruna 

"Ini adalah taman kehidupan mu, mari ikut aku" 

Dan aruna pun mengikutinya, dilihatnya taman bunga yang sangat indah tapi sebagian dari taman itu mati, entah apa alasannya.

"Kamu lihatkan sebagian taman yang mati itu. Itu adalah luka-luka dan trauma mu" tukas Raina.

"Luka? Trauma? Ah benar, ayah ibu.." Ucapnya mengingat perlakuan buruk orang terdekatnya dahulu sembari menahan air matanya.

"Kamu disini untuk memperbaiki itu, aku akan membantu."

Peri itu terbang menuju sebuah kolam di sana ia memperlihatkan kejadian-kejadian mengenaskan yang di terima oleh Aruna dari orang terdekat yang ia anggap rumah.

"Bang Galaksi" saat ia melihat abang nya yang ternyata selama ini berusaha melindunginya

"Aruna kangen abang" matanya berkaca-kaca mengingat lelaki itu.

"Aku ingin pulang Raina, bisakah?"

"Tunggu sebentar ya Aruna."

Raina mengangkat tongkat nya sembari membacakan mantra. Mengubah cerita buruk Aruna menjadi kenangan indah tak terlupakan.

Aruna memejamkan matanya saat Raina mengubah peristiwa demi peristiwa itu lalu memindahkannya pada pikirannya.

Benar saja, perlahan bunga-bunga di taman itu tumbuh kembali menjadi bunga yang sangat indah dan wangi. Aruna merasa dirinya melayang, dibawa terbang oleh rasa kebahagiaan baru yang ia dapatkan.

"Sampai jumpa Aruna, aku akan merindukanmu."

"Aku pun akan merindukanmu peri cantik." Teriak Aruna dari atas sana sembari melambaikan tangannya.

Jiwa itu kembali masuk kedalam raganya.
_________________________

"Sus, tolong cek detak jantungnya" perintah dokter

"Baik dok, kembali normal dok" jawab suster tersebut.

"Alhamdulillah, akhirnya" 

Dokter pun keluar dari ruangan tersebut.

Galaksi dan Ibunya yang melihat itu pun segera beranjak dari duduknya dan menghampiri dokter.

"Dok, bagaimana kondisi adik saya?" Tanya nya yang khawatir akan keadaan Aruna

"Pasien sudah melewati masa kritisnya, ia akan bangun beberapa saat lagi." Jawab dokter dengan senyum manisnya.

"Alhamdulillah" ucap Galaksi dan ibunya.

Setelah itu Aruna di pindahkan ke ruang rawat. 2 jam kemudian ia tersadar. Pertama kali yang ia tatap adalah Kakak yang sangat ia sayangi juga Ibunya.

"Aruna, sayang kamu sudah bangun." Ucap ibu dengan air mata haru yang menetes.

"Ade, abang di sini de. Jangan takut ya."

"Maafin mama sayang, mama janji ga akan bersikap kasar lagi ke kamu, maafin mama sayang." Sesalnya di penuhi tangisan

"Abang, Mama... Aruna sayang kalian"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun