Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mencoblos Caleg DPD dan DPR Ternyata Tidak Semudah Pilih Capres-Cawapres

14 Februari 2024   22:18 Diperbarui: 14 Februari 2024   22:32 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tendanya pun biasa, tidak ada hiasan-hiasan berwarna warni. Wajahnya benar-benar "polos". Satu-satunya "hiasan" di dalam tenda ini hanya  papan informasi mengenai para kandidat capres dan cawapres, para caleg, dan nama Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Lantai terlihat basah bekas jejak-jejak sandal atau sepatu dari para pemilih yang basah. Bisa dimaklumi bekas hujan masih membasahi jalanan. Tidak mungkin juga kan jalanan dalam kondisi basah, sandal atau sepatu tetap kering?

TPS ini mungkin luasnya seperti rumah tipe 36. Tidak ada sekat antara meja pendaftaran, ruang tunggu, meja lembar surat suara, para saksi, bilik suara, kotak suara, dan meja tinta. Jadi, terlihat jelas pergerakan para pemilih dan para petugas.

Kami lalu menyerahkan surat undangan beserta KTP kepada petugas KPPS atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Data kami kemudian dicocokkan pada lembaran Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Setelah ditemukan nama kami, petugas meminta kami untuk memperlihatkan dua tangan kami. Petugas ingin memastikan kami memang belum memilih. Prosedur dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) memang begitu, kata petugas. 

"Kami hanya menjalankan aturan," ucap petugas tersenyum ketika saya menanyakan alasannya.

Tujuannya, kata petugas, untuk menghindari terjadinya kecurangan dari pemilih ganda atau pemilih titipan. Siapa tahu, ada pemilih yang sudah menggunakan haknya di TPS lain, lalu menggunakan kembali di TPS yang lain. Namanya juga curang, berbagai cara akan dilakukan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Setelah memastikan jari-jemari kami bersih dari tinta, tanpa noda setitik pun, petugas meminta kami untuk menandatangani di kolom yang sesuai nomor urut di DPT. Saya tanya, apakah boleh dengan paraf? Petugas menjawab harus tanda tangan. Oke, baiklah.

Sambil menunggu nama dipanggil, kami menunggu di tempat yang disediakan. Tidak banyak kursi di tempat ini. Kalau saya hitung sih tidak sampai 10 kursi. Itu sebabnya, sebagian warga menunggu di luar sambil "mempelajari" caleg-caleg di papan informasi.

"Selanjutnya Putik Cinta Khairunnisa," panggil petugas seraya menyebutkan nomor urut pemilih ketika mendapat kode dari petugas lain bahwa ada satu bilik suara yang kosong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun