Muhammad bin Ka'ab Al-Qurthubi rahimahullah berkata, "Apabila Allah Ta'ala menghendaki seorang hamba menjadi baik, maka Dia jadikan pada dirinya tiga perkara: faqih terhadap urusan agama, zuhud terhadap dunia, dan mampu melihat aib-aib dirinya."
Tanda Allah menghendaki kebaikan pada diri kita menjadi pembahasan kajian bulanan Fosil 88 (Forum Silaturahmi Alumni SMPN 2 Depok angkatan 1988), Minggu 28 Januari 2024, di Masjid Baiturrahman SMP Negeri 2 Depok, Kota Depok, Jawa Barat.
Kajian disampaikan oleh Ustadz Hardi Ismanto, SE, yang juga anggota Fosil 88. Ustadz mengajak kita mengenali tanda-tanda Allah menghendaki kebaikan pada diri kita. Beberapa tanda tersebut, ada yang buruk dalam pandangan dan perasaan manusia, padahal sejatinya itu baik buat kita.
Adapun tanda-tanda tersebut berdasarkan hadist di atas, yaitu:
1. Faqih terhadap urusan agama
"Barangsiapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah, maka Alloh akan faqihkan ia dalam agama". [HR Bukhari  dan Muslim]
"Orang yang faqih adalah orang yang beramal dengan apa yang diilmuinya. Ia berilmu terlebih dahulu yang kemudian diikutkannya dengan amalannya," kata ustadz mengutip penjelasan dari Kitab Riyadhish Shalihin yang disusun Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin.
Langkah awal agar faqih dalam urusan agama yaitu dengan belajar Alquran, mempelajarinya, mentaddaburinya, dan mengamalkannya. Lalu dibarengi dengan mempelajari ilmu fiqih. Bagaimana wudhu yang benar, shalat yang benar, puasa yang benar, dan lain-lain.
Ustadz menegaskan setiap amal ibadah harus sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Jika sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang disyariatkan Islam, maka ibadah-ibadah yang kita lakukan insya Allah akan diterima. Jika tidak, ya tidak akan diterima.