Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Naik Pesawat Terbang dalam Keadaan Hamil, Begini Prosedurnya

6 Juli 2023   09:02 Diperbarui: 7 Juli 2023   01:50 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelas saya menolak. Masa saya harus naik darat yang butuh berhari-hari. Masa saya harus tinggal di sini sampai saya melahirkan? Jauh dari suami, jauh dari keluarga. Sendirian begitu. Masa suami harus menyusul? Berapa biaya yang harus dikeluarkan itu.

Setelah melalui "perdebatan" akhirnya saya pun diperbolehkan terbang. Dengan catatan, jika saya lahiran di pesawat maka saya harus bersedia menanggung biaya kompensasi semisalnya ambulans dan biaya di rumah sakit. Saya pun menandatangani semacam Surat Pembebasan Tanggung Jawab jika kondisi yang tidak diharapkan terjadi.

Saya juga menyatakan kesediaan menanggung "kerugian" semisal pesawat harus balik lagi ke bandara jika kondisi saya butuh penanganan lebih lanjut. Padahal dalam hati, saya ketar ketir juga berapa uang yang harus saya siapkan jika kondisi ini benar-benar terjadi.

Alhamdulillah, selama mengudara kondisi hingga tiba di rumah, kandungan saya baik-baik saja. 

***

Saat saya hamil anak ketiga, saya mendapat penugasan ke Bengkulu. Masih hamil muda, tapi sudah memasuki trisemester kedua. Setahu saya, usia kehamilan ini masih boleh terbang tanpa harus disertai surat keterangan dokter.

Tapi, buat jaga-jaga, saya tetap berkonsultasi dengan dokter kandungan yang buka praktik di komplek tempat tinggal saya. Nama kliniknya, Permata Hati. Dokter yang ternyata praktik juga di RS Hermina Depok. 

Wah senang dong saya ketika mengetahui ada klinik umum dan kandungan yang berada di area komplek rumah. Itu berarti saya tidak perlu repot-repot ke RS. Saya hanya perlu jalan kaki dari rumah sejauh 150 meter. Anggap saja olahraga

Setelah diperiksa, alhamdulillah kandungan saya baik-baik saja. Dokter juga menyatakan aman untuk dibawa terbang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, katanya. Tidak lupa dokter membuat surat yang menyatakan saya layak terbang.

Karena sebelumnya saya sudah pernah terbang dalam keadaan hamil, saya pun tidak terlalu gusar dan degdegdeg-an. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Untuk kehamilan yang ketiga ini saya tidak perlu diperiksa di klinik, cukup dengan menunjukkan surat pengantar dari dokter. 

***
Kapan sebaiknya ibu hamil terbang? Berdasarkan literatur yang saya baca yaitu saat usia kehamilan 14 hingga 27 minggu. Pada usia kehamilan 14 minggu, ibu hamil sudah melewati masa-masa mual dan sudah lebih kuat secara fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun