Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Industry Sustainability Festival 2022, Berbagi Cara Mengolah Sampah Menjadi Energi Terbarukan dan Bernilai Ekonomi

8 Desember 2022   10:44 Diperbarui: 8 Desember 2022   10:55 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi P&G Indonesia

Pada 2021, program kolaborasi yang juga melibatkan Pemerintah dan Dinas Lingkungan Hidup, itu dimulai di salah satu daerah di Jawa Barat. Ternyata, mendapatkan respon dan dukungan yang sangat baik dengan antusiasme yang sangat besar. 

Selain itu, bekerjasama juga dengan Eco Agency. Dalam program Conscious Living ini masyarakat turut berpartisipasi  mengumpulkan sampah seperti sampah sachet multilayer, HDPE dan lain-lain. Sampah jenis sachet dan multilayer memang menjadi permasalahan yang cukup menantang. 

"Sampah-sampah ini sebelumnya dianggap sebagai low value waste, lalu kita edukasi bahwa dapat direcycle kembali dengan cara yang mudah dan dapat menciptakan sebuah economic circular," katanya. 

Pihaknya juga sudah bekerjasama dengan berbagai site, untuk mengelola multilayer dan sachet menjadi energi terbarukan. Tentu saja energi dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat sebagai sumber energi. Ada dua daerah yang menjadi lokasi operasional, yaitu Nambo, Cibinong, Jawa Barat, dan di daerah Jabodetabek. 

"Tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengumpulkan sebanyak-banyaknya sampah tersebut," katanya menjawab salah satu pertanyaan hadirin.

Untuk pengelolaan downstream sudah ada metodologinya. Tinggal bagaimana kita bisa mengedukasi masyarakat tentang bagaimana sampah-sampah tersebut sebenarnya masih memiliki value untuk dimanfaatkan kembali. 

"Mengapa tidak distop saja sampah sachetnya agar tidak memperbanyak sampah sachet?" begitu pertanyaan lain yang mengemukam

Andes mengatakan belum bisa sepenuhnya menghentikan sampah sachet secara ekstrem. Karena kebutuhan dan kemampuan masyarakat berbeda-beda. Misalnya, masyarakat yang secara pendapatan berada di golongan bawah, mereka ingin mendapatkan produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. 

"Kita mencoba menyeimbangkan segala faktor yang ada sehingga sembari tetap melayani masyarakat, kita juga terus bisa mengatasi isu-isu yang ada," katanya.

Ia melanjutkan, dari 1,5 tahun program conscious living ini berjalan, perusahaan sudah mengumpulkan lebih dari 60 ton sampah HDPE dan multi layer. Sebagian besar sampah-sampah ini dapat dikelola menjadi barang-barang yang bisa digunakan kembali. 

"Target P&G adalah menciptakan sebuah Closed Loop Ecosystem. Isu lingkungan yang kita bawa juga memberikan dampak positif bagi komunitas," lanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun