Sambil menunggu saya pun mencoba mengulik mengapa ia sampai harus berbohong kepada orang tuanya. Kan ini menjadi pembelajaran buat saya, semoga saja anak-anak saya tidak demikian.
Dari mulutnya terungkap dia pacaran sembunyi-sembunyi dengan pacarnya. Kakak kelas. Hari Minggu dia ada date dengan agenda nonton film. Orang tuanya tidak akan mengizinkan ke luar rumah.
"Pasti nggak dibolehin," ujarnya lirih.
"Nggak boleh itu kan sebagai bentuk perhatian dan sayang orang tua. Kalau bilangnya main ke rumah teman eh ternyata ketemu pacar kan arti berbohong sama orang tua. Orang tua kan nggak mau anaknya kenapa-kenapa. Kan banyak kejadian," kata saya mengingatkan.
Saya penasaran juga kenapa orang tuanya mengizinkan anaknya main ke sini, ke rumah Putik? Apakah orang tuanya kenal betul dengan anak saya? Setenar itukah anak saya sampai ada orang tua hanya memberikan izin jika main ke rumah Putik?
"Oh iya, Bun. Putik sudah dikenal banget sama orang tua aku, makanya diizinkan," jawabnya.
Setahu saya, teman SMP ada juga yang bersekolah di sekolah yang sama dengan dia. Teman sekelas juga. Saya juga kenal dengan dia karena sering main ke rumah dan beberapa kali menginap. Logika saya harusnya yang dijadikan alasan ya dia saja bukan anak saya. Kan satu sekolah.
Ketika saya tanyakan, katanya rumah kawan yang satu lagi tidak sedekat ke rumah Putik. Â Lagi pula tidak begitu dikenal oleh orang tuanya.
"Bundanya Putik, nanti kalo ayah tanya-tanya bilang aja emang main di sini ya," katanya.
"Emang bakal nanya-nanya? Kecuali kalau ayah kamu tuh temanan sama Bunda, entah itu teman masa sekolah atau teman kantor. Kayaknya sih nggak bakalan nanya-nanya," kata saya.
Tidak lama kemudian, ayahnya pun menjemput. Dia pun mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf.