"Memangnya untuk beli spidol harus pakai uang sendiri ya?" tanyanya.
"Nggak tau juga soal itu. Sepertinya sih disediakan dari sekolah," jawab saya.
Anak saya lalu berkutat dengan fokusnya. Menggunting karton, styrofoam, dan sapu lidi. Berpedoman pada tutorial yang dilihatnya di Tiktok, ia berusaha membuatnya. Tapi terlihat selalu gagal.
"Bunda, tolong bantuin," katanya dengan wajah kusut.Â
Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, sementara hari ini anak saya dijemput pukul 05.15 karena pukul 07.00 pembelajaran diawali dengan upacara Hari Guru yang diperingati setiap 25 November.
Saya pun mencoba membantunya. Membayangkan rupa buket seperti yang diinginkannya. Terus terang saya juga belum pernah bikin buket. Sering lihat sih. Jadi, saya tertantang juga. Terlebih ini mengandalkan sisi kreatifitas.
Meski tubuh saya agak kurang fit dan tulang belulang terasa nyeri, saya mulai menggunting karton berbentuk kerucut wayang yang sudah digarisi anak saya. Kemudian kartonnya saya tempelkan dengan kertas warna warni.
Selanjutnya, saya ditempelkan di buku yang sudah dibungkus kertas coklat. Baru 10 bungkus coklat Dylan saya tata sedemikian rupa. Saya rekatkan pakai isolatif, lalu ditempelkan dengan pita. Selesai deh.
"Begini, De, maksudnya? Bagus nggak?" tanya saya.
"Iya, Bund, bagus banget. Bunda memang ahlinya," serunya kegirangan.