Lanjut ke buket kedua. Mengikuti tutorial 'buket hari guru' di Tiktot, saya merekatkan karton yang sudah digunting anak saya, mengelilingi potongan stroyfoam berbentuk persegi.
Saya rekatkan pulpen ke batang lidi lalu ditancapkan ke stayrofoam. Begitu pula dengan spidol, pencil, penggaris, dengan cara yang sama.
Setelah itu, tempelkan kertas kado di bagian belakang. Menempelkan potongan kertas kado lain yang dilipat agar buket terlihat mengembang. Menutup bagian bawah dengan kertas kado. Melipat kertas kado membentuk kipas, tempelkan. Terakhir tempelkan pita deh. Selesai.
"Begini, De? Bagus nggak?" kata saya.
"Bagus, Bun," serunya sambil mengambil buket dari tangan saya.
Senyumnya mengembang. Kemudian dia menyimpan kedua buket itu ke dalam tas kertas. Kolaborasi orang tua dan anak berjalan dengan baik.
"Bunda kalo cape, istirahat aja, biar ini aku yang beresin," katanya seraya menyapu lantai yang berantakan.
Terus terang punggung saya mulai terasa sakit. Rasanya ingin langsung segera merebah meluruskan punggung. Sayang, saya tidak terpikirkan untuk memotret buket tersebut. Saya langsung ke kamar dan merebah.
Tadi, di group orangtua dishare foto-foto saat anak-anak memberikan hadiah sebagai ungkapan terima kasih kepada wali kelas. Ada juga yang membuat buket dengan isi berbeda. Ada yang membawa tumpeng snack juga.
"Assalamu'alaikum.... Terimakasih Korlas kelas 5A, bapak dan ibu orang tua siswa kelas 5 seluruhnya serta siswa/siswi kelas 5 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun Insya Allah tidak mengurangi rasa hormat saya.
Terima kasih saya ucapkan atas apresiasinya di hari ulang tahun guru yang ke-77, semoga apa yang bapak dan ibu serta anak-anak perbuat mendapatkan ridho dari Allah serta dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah. Salam kompak untuk Korlas dab orang tua/wali siswa kelas 5," begitu pesan WA Wali Kelas di group.