"Bagaimana, enak?" tanya saya, yang dijawab enak.
Syukurlah. Eh, habis juga itu dimakan. Malah minta nambah. Jadi, saya bikin lagi deh sekalian buat adiknya. Eh, ternyata habis juga. Alhamdulillah. Senang dong saya.
Ya, bagaimana tidak happy, menu sarapan ini disukai anak-anak. Agak surprised juga sih mengingat anak pertama saya itu tidak suka dengan olahan daun singkong. Tidak suka saja. Rasanya agak pahit di lidahnya.
Tapi, setelah diolah menjadi telur dadar lapis gulung, eh dimakan juga. Tadinya saya menduga tidak akan dimakan. Atau paling tidak, daun singkongnya disingkirkan terlebih dulu, baru dimakan. Nyatanya tidak.
Kalau anak kedua saya malah sebaliknya. Dia suka saja sih makan olahan daun singkong. Diolah apapun akan dimakannya. Dijadikan lalapan ok, apalagi kalau dicocol sambal hijau. Jadi, saya tidak heran jika menu ini disantap juga.
Daun singkong sendiri, menurut saya, jika diolah menjadi sayur, rasanya enak banget. Apalagi kalau dicampur dengan ikan teri. Dan, ternyata, berdasarkan apa yang saya baca, daun singkong mengandung berbagai nutrisi yang baik bagi tubuh.
Dalam artikel yang saya baca di sini
daun singkong mengandung berbagai nutrisi yang baik bagi tubuh. Beberapa di antaranya, vitamin, protein, mineral, dan asam amino esensial.
Proteinnya bermanfaat untuk membantu membentuk sel-sel tubuh dan penyusun sistem enzim. Asam amino membantu mengubah energi menjadi karbohidrat, memulihkan luka kulit, membantu meningkatkan daya ingat, serta menjaga kesehatan tulang dan metabolisme tubuh.
Tidak hanya itu, klorofil yang ditemukan pada daun singkong juga bersifat antikanker dan antioksidan. Nah, itu artinya, mengonsumsi daun singkong banyak manfaat yang dirasakan oleh tubuh.