"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram" (QS: at-Taubah: 36)
Bulan haram dalam Islam terdiri dari 4 bulan yaitu Muharram, Rajab, Zulqaidah, dan Zulhijah. Karena itu, keempat bulan ini sangat dimuliakan karena di dalamnya terdapat banyak keutamaan.
Dikatakan bulan haram, yaitu bulan tenang, bulan yang diharamkan atau dilarang untuk berperang. Bukan bermakna bulan yang haram.
Sebagaimana kita ketahui terdapat 10 hari yang diagungkan, yaitu 10 hari awal Dzulhijah, 10 hari terakhir Ramadhan, 10 hari pertama Muharram.
"Muharram merupakan permulaan tahun dalam kalender Islam yang menandai pergantian tahun Hijriyah," kata Ibu Wahyu Diati dari Sekolah Ibu Bahagia (SIB) dalam kajian Islam, Minggu 31 Juli 2022 malam selepas Isya. Kajian mengupas Tahun Baru Islam 1443 Hijriah.Â
Mendapati bulan Muharram adalah suatu kenikmatan tersendiri bagi kita. Di bulan ini, Allah memberikan bonus ganjaran pahala bagi orang yang mengerjakan amalan ibadah dengan sungguh-sungguh. Karena itu, sebaiknya jangan disia-siakan.
Baca juga: Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah dan Amalan yang Dianjurkan
Amalan khusus di bulan Muharram
1. Puasa
Rasulullah SAW bersabda, "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim no. 1163).
Memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, terutama ketika hari 'Asyura (10 Muharram). Jika ingin lebih afdal bisa berpuasa selama dua hari, yaitu 9 dan 10 Muharram.
Puasa asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang telah lalu (HR. Muslim). Bagi yang sudah terbiasa puasa sunnah, maka lebih diperbanyak lagi puasa sunah.
Tetapi yang perlu diingat tidak boleh berpuasa pada seluruh hari di bulan Muharram, karena Rasulullah tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja. (HR.Bukhari: 1971, Muslim: 1157)
2. Jauhi dosa dan memperbanyak amalan shalih seperti bersedekah membaca Alquran, shalat sunnah, dan amalan lainnya.
Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma berkata, ".... Kemudian Allah menjadikannya bulan-bulan haram, membesarkan hal-hal yang diharamkan di dalamnya dan menjadikan perbuatan dosa di dalamnya lebih besar dan menjadikan amalan soleh dan pahala juga lebih besar." (Tafsir Ibnu Abi Hatim VI/1791)
3. Taubat
Taubat adalah kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi.
Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.
4. Memperbanyak dzikir dan bershalawat pada nabi
Bershalawat kepada Nabi, kelak di akhirat kita akan mendapatkan syafaatnya. Nabi akan mengenali kita dari tanda-tanda berupa wajah yang bercahaya karena wudhu dan shalat. Nabi akan mengajak kita berkumpul bersama di Telaga Kausar.Â
Muharram adalah perhitungan awal bulan. Hitungan 1 Hijriah dimulai ketika Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah pada Rabiul Awal, bulan ke-3 hijriah. Setelah 13 tahun lamanya tinggal di Mekkah. Nabi menetap di Madinah selama 10 tahun.
Kalender Hijriah ini mulai ditetapkan kala kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab. Sahabat Nabi ini memilih peristiwa Hijrah sebagai  taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah Saw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.
Makna Hijrah
Menurut KBBI, hijrah berarti berpindah.
Secara khusus, pengertian hijrah didefinisikan sebagai perpindahan Nabi Muhammad saw. bersama sebagian pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy.
Atau bisa juga diartikan berpindah tempat atau lokasi ke tempat yang lebih baik. Â Bisa juga dimaknai sebagai berpindah dari sifat dan akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik.
Rasulullah SAW bersabda "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah SWT". (HR. Bukhari)
Mengapa harus hijrah?
Rasulullah menyebutkan tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akhirat kelak ada empat perkara:
Pertama, terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi Allah. Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa kembali.
Kedua, selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia sendiri tidak yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang selalu mengingat jasanya yang sudah lewat ia akan takabur dan malas untuk berbuat kebajikan kembali di hari-hari berikutnya.
Ketiga, selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami orang lain dan selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan.
Keempat, selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibat ia akan merasa puas dengan amalnya selama ini, sebab ia hanya membandingkan amalnya dengan amal orang lain di bawah dia
Hijrah diperlukan untuk perbaikan dirinya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 97:
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzhalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, "Bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab, "Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah)."
Mereka (para malaikat) bertanya, "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?" Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali.
Balasan orang berhijrah
1. Rejeki berlimpah
Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. (QS An-Nisa 4, ayat 100)
2. Kesalahan dan dosa diampuni
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain.
Maka orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik. (QS Ali Imran 3, ayat 195)
3. Mendapat rahmat Allah
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. (QS At-Taubah 9, ayat 20)
4. Mendapat keridhan dari Allah dan kemenangan yang besar dengan masuk surga
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (QS At-Taubah 9, ayat 100)
5. Mendapatkan perlindungan dari Allah Yang benar berhijrah karena allah
Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS An-Nahl 16, ayat 110)
Â
Kisah pembunuh 99 orang
Rasulullah pernah berkisah tentang penjahat dari bani Israil yang sudah membunuh 99 orang. Suatu hari pembunuh ini ingin bertaubat. Didatangilah seorang ulama dan bertanya apakah taubatnya akan diterima meski telah membunuh 99 orang?
Ulama tersebut menjawab Allah tidak akan menerima taubatnya. Dosanya sangat besar. Berapa banyak jiwa yang sudah dibunuhnya.
Tidak terima dengan jawaban ini, maka orang itu pun membunuh ulama tersebut hingga genaplah menjadi 100 orang yang sudah ia bunuh.
Di perjalanan keesokan harinya dia mendatangi ulama. Dia bertanya apakah taubatnya akan diterima meski ia sudah membunuh 100 orang?
Ulama itu pun menjawab, taubatnya akan diterima jika benar-benar bertaubat kepada Allah. Dikatakan, selagi nyawa belum sampai di tenggorokan, pintu tobat masih terbuka. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi.Â
"Kamu harus pindah ke desa sebelah. Desamu penuh kemaksiatan. Jika tetap di sana, kamu akan kesulitan menjaga diri. Sedangkan desa sebelah adalah pusat kesalehan. Kalau tinggal di sana banyak perbuatan baik yang akan menarikmu ikut," kata ulama tersebut.
Dia pun bergegaslah menuju desa yang dimaksud. Dia benar-benar ingin bertaubat. Namun, dalam tengah perjalanan, lelaki itu sakit parah dan sekarat.
Malaikat adzab dan malaikat rahmat datang bersamaan mendekati Izrail yang bersiap-siap mencabut nyawa lelaki itu.
"Izrail, serahkan jiwa pembunuh ini. Aku akan segera menyeretnya ke neraka," kata Malaikat Adzab.
"Tidak Izrail, ia telah bertobat. Ia seorang hamba Allah. Serahkan kepadaku saja. Aku membawanya ke surga," kata malaikat rahmat.
"Tetapi dia belumlah berbuat baik sedikitpun," kata malaikat adzab.
"Paling tidak, ia sudah punya itikad untuk berbuat baik," jawab malaikat rahmat.
Allah SWT memerintahkan malaikat Izrail menjadi penengah. Izrail diminta mengukur langkah yang telah dicapai si pembunuh. Jika lebih dekat dengan maksiat berarti hak malaikat adzab, bila lebih dekat dengan desa saleh, maka menjadi hak malaikat rahmat.
Lalu diukurlah jarak antar keduanya. Hasilnya, lelaki itu  lebih dekat kepada desa saleh. Maka, malaikat rahmat yang berhak membawa jiwa sang pembunuh untuk membawanya ke surga.
Semoga kita bisa mengawali tahun baru Islam ini dengan ketaatan kepadaNya. Saling menasihati dalam kesabaran dan kebenaran. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Ashr ayat  1-3.
Â
Harus kita renungkan, tahun baru Islam adalah evaluasi amal ibadah. Tahun yang dapat motivasi diri dengan tekad bahwa tahun ini amal kita harus lebih baik dari tahun lalu.
"Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat."
Marilah kita bertekad. Bahwa tahun ini shalat kita harus lebih baik & lebih khusyu', bacaan Alquran kita harus lebih fasih sesuai tadjwidnya, sedekah kita harus lebih banyak, amal ibadah kita harus lebih baik dari tahun sebelumnya.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan (QS Al-asyr : 18)
Demikian, wallahu'alam bisshowab
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI