"Ibu nggak punya uang pecahan 20.000?" tanyanya. Saya menjawab tidak ada karena memang saya belum sempat ambil uang di ATM.Â
"Jadi, saya nggak bisa naik nih?" tanya saya. Saya sih berharap petugas memberikan saya akses masuk dan saya membayar cash kepadanya.
"Saldonya sisa berapa?" tanya petugas yang saya jawab 1000.
"Ada kartu kereta nggak?" tanyanya lagi.
"Kalau kartu kereta mah ada," jawab saya.
"Nah, pakai kartu kereta aja ngetapnya," katanya.
"Oh bisa ya," jawab saya girang.Â
Saya pun mencoba. Taraa...bisa ternyata. Saldo kartu kereta saya di layar gate terlihat terpotong Rp3.500. Alhamdulillah. Bisa juga saya naik bus Transjakarta.
"Sejak kapan ini mulai bisa?" tanya saya. Terus terang saya baru tahu. Berarti, efisien dan praktis dong. Satu kartu bisa dipakai juga untuk membayar tarif angkutan massal.
"Sudah sebulan ini sih Bu. Nantinya ini terintegrasi Bu dengan semua moda transportasi," jelasnya.