Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Sirah Nabi: Kisah Embargo Ekonomi dan Sosial Kaum Muslim di Awal Masa Islam

24 Juli 2022   22:30 Diperbarui: 24 Juli 2022   22:58 1425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu 24 Juli 2022, Kajian Islam Ahad Subuh (KISAH) Masjid Al Ihsan Permata Depok,  mengupas sirah nabayiah. Kali ini tentang embargo ekonomi dan sosial kaum kafir kepada kaum muslimin.

Kajian yang diadakan secara hybrid ini disampaikan oleh Ustadz Idrus Abidin, Lc, MA. Berikut kajiannya.

Dakwah Rasulullah Muhammad SAW dalam menyampaikan Islam tidak berjalan dengan mudah. Ada saja rintangan yang dihadapi. Tidak hanya pribadi namun hingga keluarga besar dan para sahabatnya.

Kaum musyrik saat itu bingung bagaimana cara menghentikan Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam. Mereka sangat membenci Rasulullah. Berbagai cara sudah dilakukan. Cara halus dan menggiurkan, berupa tawaran duniawi, ternyata tidak mempan.

Dengan cara tawar menawar, yaitu tawaran kepada Muhammad saw. agar menyembah tuhan mereka sehari, dan mereka menyembah Tuhannya Muhammad sehari, juga gagal.

Cara teror, intimidasi bahkan upaya pembunuhan, sama juga, semua cara berujung kegagalan. Allah selalu menjaga Nabinya. Mereka gagal memadamkan cahaya iman dan tauhid.

Jika mereka berupaya membunuh Nabi, dikhawatirkan akan terjadi perang saudara yang tidak akan terelakkan lagi. Makkah akan banjir darah. Hal ini mengerikan dan tidak boleh terjadi.

Jadi, harus ada cara lain agar dakwah Nabi Muhammad terhenti. Lalu orang-orang kafir Makkah mengadakan pertemuan di satu tempat yang disebut lembah Al-Muhassab.

Mereka melakukan teror hanya karena rasa iri dan kesombongan tanpa hujjah. Masa Alquran diturunkan kepada Muhammad, bukan kepada pembesar dan pemimpin suku Quraisy?  

Pada 616 Masehi, mereka memutuskan tidak melakukan urusan bisnis atau embargo dengan kaum muslimin dari Bani Hashim dan Bani Al-Muttalib.

Bani Hasyim dan Bani Muthalib sebetulnya juga bagian dari suku Quraisy, tetapi mereka telah memeluk Islam. Sedangkan kaum kafir masih menyembah berhala.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kaum kafir Quraisy pun bersepakat memboikot umat Islam dari Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Mereka membuat perjanjian tentang embargo ini ditulis dan digantung di dalam Ka'bah oleh kaum Quraisy, termasuk embargo ekonomi total.

Pengumanan itu sengaja digantungkan untuk menegaskan kekuatan isinya, yang berbunyi:

Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.

Embargo ini berlangsung selama tiga tahun. Embargo akan dihentikan sampai Bani Hashim dan Bani Al-Muttalib menyerahkan Nabi Muhammad SAW untuk dibunuh.

Dari keputusan embargo ini, kelompok Abu Jahal, menghentikan pasokan makanan sehingga orang-orang yang terdampak embargo ini menghadapi kesulitan besar.

Para penyembah berhala membeli komoditas makanan apa pun yang masuk ke Makkah sehingga umat Muslim terpaksa makan daun pohon dan kulit binatang. Membuat anak-anak menangis kelaparan. Namun, kaum Muslimin tetap sabar dan tegar dari tekanan ini dengan terus mengharapkan pertolongan Allah.

Pemboikotan itu menimbulkan kesengsaraan pada Rasulullah dan keluarga besarnya. Tidak hanya di Mekah, boikot juga terjadi saat Rasulullah tinggal di Madinah, bersama dengan anak-anak dan orang tua, perempuan dan laki-laki, anak yang masih menyusui maupun orang tua renta.

Nabi pun menyuruh keluarga dan pengikutnya untuk meninggalkan kampung halamannya. Tentunya, dilandasi oleh semangat menyelamatkan. Semua ikut mengungsi dan terisolasi di lembah Syi'ib Abu Thalib.

Tanpa pasokan logistik, makanan dan minuman jecuali beberapa makanan dalam jumlah sedikit yang diselundupkan oleh beberapa orang Makkah.

Di tengah penderitaan ini Allah menundukkan sebagian orang Quraisy untuk membantu kaum muslimin yang terisolir. Allah swt. tidak akan pernah melupakan Nabi pilihanNya dan orang-orang yang beriman bersamanya.

Allah jadikan orang-orang yang masih punya hati memiliki rasa belas kasihan. Satu di antaranya adalah Hisyam bin Amr, seorang yang dimuliakan kaumnya. Ia berupaya membantu untuk meringankan penderitaan kaum muslimin yang terisolir.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Hisyam membawa untanya penuh makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di dekat lembah di pinggiran timur Makkah yang disebut Syi'b Abi Thalib, ia melepaskan kendali untanya kemudian dihentikannya unta itu.

Begitu pula ketika untanya itu membawakan pakaian. Namun, semua itu diselundupkan dalam jumlah sedikit. Itu diutamakan untuk anak-anak.

Kaum muslimin pun mencoba membeli makanan dari luar Makkah. Namun, pedagang secara tidak adil menaikkan harga bahan makanan sehingga situasi keuangan Muslim semakin sulit.

Abu Lahab saat itu mengumumkan kepada para pedagang, "Wahai para pedagang! Naikkan hargamu kepada sahabat-sahabat Muhammad sehingga mereka tidak bisa membeli apapun," serunya.

"Kalian semua sudah mengetahui kekayaanku, dan kalian sudah tahu bahwa saya akan menepati janjiku, saya akan mengganti kalian semua, tidak akan ada kerugian atas kalian," tambah Abu Lahab.

Para pedagang pun lantas menaikkan harganya berlipat-lipat. Otomatis, ketika sahabat Nabi pulang kembali ke rumahnya, anak-anaknya menangis kelaparan, dan tangannya kosong tidak membawa makanan yang bisa mereka konsumsi.

Nabi Muhammad tetap bertahan. Keimanannya dan juga pengikutnya tidak tergoyahkan. Nabi tetap melakukan dakwah dan tarbiyah. Tekad dan keberaniannya tidak pernah melemah. Dia terus pergi Ka'bah dan berdoa.

Dalam setiap kesempatan selalu digunakan Nabi Muhammad untuk berdakwah kepada orang luar yang mengunjungi Makkah untuk bisnis atau ziarah.

Setelah tiga tahun blokade, di Muharram, tahun kesepuluh misi Nabi SAW, faksi Makkah melanggar perjanjian. Abu Thalib sangat prihatin tentang keamanan Nabi Muhammad yang tidak lain keponakannya sendiri.

Abu Thalib kerap meminta Nabi berbaring di tempatnya atau berpindah ke tempat lain sebagai upaya mengelabui usaha pembunuhan.

Situasi yang menimbulkan penderitaan kaum muslimin ini ternyata menciptakan perselisihan di antara berbagai kubu Makkah yang memiliki hubungan darah yang kuat dengan orang-orang yang terdampak kena embargo.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Seluruh anggota Bani Hasyim dan Bani Muthalib, kecuali Abu Jahal, justru bersatu melawan pemboikotan. Mereka mendesak untuk membatalkan boikot tersebut. Mereka berpandangan boikot ekonomi ini tidak adil. Karena itu, harus batal demi hukum.

Mereka pun berkumpul menentang embargo dan bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan.
Mereka mendatangi Abu Jahal di tempat pertemuan mereka di dekat Ka'bah. Secara terbuka, mereka menentang tindakan boikot.

Abu Thalib saat itu berada di salah satu sudut masjid sehingga dapat menyaksikan perdebatan yang terjadi di antara mereka.

Pada hari yang sama, Nabi Muhammad SAW memberi tahu sang paman Abu Thalib bahwa Malaikat Jibril memberitahunya semut telah memakan pakta atau perjanjian yang terkunci di dalam Ka'bah.

Abu Thalib percaya dengan ucapan keponakannya yang memang tidak akan pernah berbohong. Abu Thalib lantas menantang para pemimpin Makkah untuk memeriksa apakah ini benar.

Ia menyampaikan, jika membuka Ka'bah dan menemukan pakta dalam keadaan utuh, dia berjanji akan menyerahkan Nabi Muhammad SAW kepada mereka.

Namun, apabila perkataan Nabi benar, maka mereka harus mengakhiri boikot. Mereka setuju dan membuka Ka'bah untuk membuktikan cerita tersebut. Dari sana, ditemukan seluruh perjanjian itu ternyata telah dimakan oleh semut. Kecuali kalimat 'Bismikallahumma' yang menjadikan kebiasaan orang Arab menulis surat.

Alhasil, embargo pun dinyatakan berakhir dan kaum Muslim kembali ke rumah mereka di Makkah. Rasulullah bersama Sayyidah Khadijah kembali pulang ke rumahnya dekat Ka'bah. Sebagian orang kembali dengan kesehatan yang sangat buruk.

Termasuk istri Nabi, Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, yang saat itu berusia sekitar 80 tahun. Badannya sangat lemah dan kesehatannya terus menurun karena dalam hal makan dan minum ia lebih mengutamakan Rasulullah daripada dirinya sendiri. 

Enam bulan sejak embargo kaum kafir gagal, Abu Thalib paman Nabi yang senantiasa melindungi Nabi pada akhirnya meninggal dunia karena sakit. Tidak lama, Sayyidah Khadijah juga meninggal dunia.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Hikmah yang bisa kita petik dari peristiwa ini, bahwa Nabi Muhammad tidak memerangi dan membunuh musuh-muauhnya. Beliau justru melindungi dan senantiasa mengajak damai tanpa pertumpahan darah.

Berbagai peristiwa yang dilalui oleh Rasulullah bersama keluarga dan sahabatnya itu, bagian keteladanan yang diajarkan beliau kepada umatnya.

"Beliau tidak hanya memberi keteladan saat senang tetapi juga pada saat susah agar kita mampu meneladani beliau pada saat menghadapi kesulitan," kata ustadz.

Hikmah lainnya yaitu dari peristiwa keluarnya beberapa tokoh Quraisy yang mengecam pemboikotan ini menunjukkan kebatilan pastilah akan terungkap pada suatu saat, sekalipun dalam jangka waktu yang cukup lama.

Peristiwa pemboikotan ini berakhir dengan retaknya persatuan kaum Quraisy dan terjadi perbedaan pandangan di antara mereka. Sementara itu, kesabaran dan keteguhan Rasulullah dan umat muslim semakin kuat dari sebelumnya.

Sejarah mencatat bahwa iman yang teguh dan perjuangan gagah berani sanggup mengalahkan maksud jahat yang hendak mengubur kebenaran Allah dan Rasul-Nya.

Yang harus diingat, tidak ada masa dan zaman yang sepi dari sekelompok orang yang punya hati nurani dan jiwa yang mulia.

Demikian. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

Wallahu'alam bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun