Saya mengucapkan syukur, kesehatan mental anak saya berangsur pulih. Sehat secara mental berarti memiliki kualitas hidup yang positif dan dapat beradaptasi dengan baik di rumah, di sekolah, dan di lingkungan.
Melihat kemajuan ini, tentu saja saya perlu mengucapkan terima kasih kepada wali kelas. Ia yang tidak pernah bosan membangkitkan semangat belajar anak saya.
Juga memberikan perhatian dan bimbingannya sehingga anak saya bisa menuntaskan pembelajarannya. Sesuatu yang ia lakukan tanpa berharap imbalan atau hadiah.
Sementara hadiah televisi 14 inchi saya hadiahkan buat wali kelas anak kedua saya. Karena selama tiga tahun ini sudah menjadi wali kelas dari kelas 7 hingga kelas 9. Ketika saya berikan, saya sampaikan ini persembahan dari orangtua murid kelas 9.Â
Kalau diperhatikan, bukan hanya saya saja yang demikian. Tapi banyak juga orangtua murid yang memberikan bingkisan kepada wali murid. Alasannya ya sama dengan apa yang saya kemukakan.
Saya juga memberikan hadiah bukan karena diminta oleh wali kelas. Ini sih murni sebagai bentuk ucapan terima kasih saya sebagai orangtua. Saya sampaikan kepada anak saya, biar paham bahwa jasa guru tidak boleh dilupakan begitu saja.
Pemberian hadiah kepada wali kelas juga terkadang dengan iuran dengan para orangtua murid. Tapi ini tidak memaksa. Bisa ikut iuran, bisa tidak. Tidak ada batas minimal untuk ikut menyumbang. Seikhlasnya.
Tidak hanya wali kelas yang saya perhatikan. Penjaga sekolah pun tidak lupa saya berikan bingkisan. Sama, sebagai ucapan terima kasih saya karena sudah menjaga anak-anak dengan baik. Biar hatinya senang dan merasa dihargai.
Demikianlah pandangan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H