Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Etnik Banget, Bajawa Kopi Flores NTT Hadir di Kota Depok

12 Mei 2022   10:54 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:13 7704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kota Depok, Jawa Barat, tepatnya di jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, ada tempat kuliner baru lho. Namanya, Bajawa Kopi Flores NTT. 

Kalau dari namanya, sudah jelas pasti pemiliknya orang sana. Huruf J di kata Bajawa memakai gambar Komodo, ikon hewan khas NTT, Nusa Tenggara Timur.

Ke sini juga tanpa rencana. Tadinya, kami -- panitia perpisahan SMP Negeri 1 Depok, akan mengadakan rapat di salah satu restoran. Ternyata, resto itu bukanya jam 11.00. 

Jadi, kami pindah tempat, dan ditemukanlah  tempat ini. Ternyata, tempat ini juga baru resmi dibuka seminggu lalu. Setidaknya terlihat dari masih banyaknya karangan bunga yang berjejer mengucapkan selamat.

Tadinya, tempat ini adalah bekas bioskop "Pancoran Mas", lalu tutup. Kemudian beralih menjadi gereja. Namun, gereja ini sudah bertahun-tahun tutup. 

Meski gereja ditutup, tapi area parkirnya sering dipakai masyarakat untuk berolahraga. Saya sering melihatnya ketika mengantar anak-anak ke sekolah yang satu jalur. 

Tempat ini bangunan tua. Sepertinya peninggalan zaman Belanda Depok. Di jalan Pemuda ini memang masih banyak bangunan peninggalan Belanda. Sebagian sudah dikuasai dinas terkait, sebagian lagi dikelola swasta (?).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Ok. Kami pun ke sini. Desain bangunannya etnik banget. Dari penampakkannya saja orang sudah paham kalau bangunan itu NTT banget. Setidaknya, terlihat dari ornamen-ornamennya. Tagline resto ini "dari NTT untuk Indonesia". 

Ketika masuk, pengunjung disuguhi etalase kain-kain khas NTT dengan beragam motif dan harga. Sebagian dari kain-kain itu sudah saya miliki. 

Beberapa kali saya berkunjung ke NTT dalam rangka pekerjaan. Waktu mau pulang, pejabat di sana menghadiahkan saya kain tersebut. Kain-kain ini sebagian sudah saya sulap menjadi rok.

Ada juga etalase beragam jenis kopi khas NTT. Harganya juga beragam. Kopi Bajawa sendiri sudah dikenal sebagai salah satu kopi terbaik Nusantara. 

Tidak hanya itu. Ada juga topi khas NTT, Ti'i Langga. Tepatnya topi tradisional orang Rote yang terbuat dari anyaman daun  lontar. Ada harganya juga.

Di bagian tengah, ada satu alat tenun ikat yang menghasilkan kain-kain tradisional NTT. Alat tenun bukan mesin. Jadi, alat tenun ini digerakkan oleh tangan penenun. Pengunjung bisa juga mencobanya, atau sekedar berfoto.

Pandangan saya mengitari area bagian depan ini. Ada lukisan khas orang NTT dan tulisan khas NTT di langit-langit atap. 

Ok. Menarik juga. Sangat jarang soalnya saya menemukan tempat kuliner yang etnik banget. Yang menonjolkan suatu daerah tertentu dengan kekhasannya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Kami ke lantai atas dengan menaiki anak tangga. Areanya cukup luas dan nyaman juga. Ditata sedemikian rupa. Ada tempat duduk yang ingin menyendiri, berdua, berempat, atau beramai-ramai. 

Kursi-kursinya tidak seragam. Ada yang berbulu kulit sapi, ada yang terbuat dari anyaman, ada yang terbuat dari kayu jati yang cukup berat, ada beralasakan kain tenun ikat. Kerenlah, menurut saya, mah. Beda dari yang lain. 

Beberapa lukisan khas orang NTT bergantung di dinding. Semakin menambah kental etnik NTT-nya. Di bagian tengah, tempat pengunjung memesan dan membayar menu yang dipesan.

Setelah saya tanya-tanya, katanya, ini adalah cabang ketiga. Pertama di Tebet, Jakarta Selatan. Kedua di Bintaro, Tangerang Selatan. Ketiga di Depok, Jawa Barat. Cabang keempat akan dibuka di Bogor, Jawa Barat. 

Di lantai dua ini, ada juga ruangan atau private room yang bisa dipakai untuk meeting atau arisan. Dindingnya dilukis dengan motif khas NTT. Dari motifnya saja, orang sudah bisa tahu kalau itu motif khas NTT.

Sayang, di ruangan ini tidak cukup menampung kami yang lebih dari 20 orang. Kapasitasnya sepertinya hanya untuk sekitar 8 orang saja. Bisa sih ditambahi kursi-kursi tapi jadi terasa sempit dan sumpek. 

Jadi, kami disarankan pindah ke bawah saja, yang satu area dengan etalase kain-kain dan kopi-kopi khas NTT. Ok, tidak masalah, meski di area ini juga menyatu dengan pintu ke luar masuk pengunjung.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sebelum rapat dimulai, kami pun memesan makanan. Makanan yang disajikan ada beberapa yang khas NTT.

"Mbak, makanan yang rekomen apa?" tanya saya.

"Semua rekomen," jawabnya sambil membuka lembaran-lembaran menu.

"Kalau khas NTT apa?" tanya saya. Soalnya saya lupa jenis makanan apa yang sudah saya coba ketika berada di NTT.

Pegawai menyebut Bajawa Rice. Katanya, Bajawa ini adalah salah satu nama tempat di Flores. Etnis Bajawa atau Bhajawa ini berada di Kabupaten Ngada di Pulau Flores bagian tengah Provinsi NTT.

Dia menjelaskan bahan utama Bajawa Rice ini nasi kecombrang dengan daging sapi. Kalau di daerah asalnya daging babi, tapi diganti dengan daging sapi mengingat di sini mayoritas penduduknya muslim.

Oke. Beberapa dari kami memesan ini. Harga perporsi Rp50.000. Terjangkaulah. Setelah menunggu beberapa lama, Bajawa Rice pun tersaji. 

Kalau saya perhatikan, ini sama seperti Se'i Sapi Khas Flores. Daging sapinya dilumuri sambal. Dagingnya saya cicipi terasa banget daging asapnya. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Sambalnya lumayan pedas. Buat saya yang penyuka sambal, lumayan pedas juga hahaha. Ada sayur daun pepayanya dan telur mata sapi. Secara keseluruhan lumayan enak. 

Ada juga pizza dan pasta, camilan singkong dan ubi ala NTT. Roti panggang yang juga khas NTT, yang isinya ada sayuran.

Nama minumannya juga berbau daerah NTT. Ada Rote Kopi Susu, Kopi Pantai Koka, Maumere Double Shake, Ende Honey Lemon, Ruteng Mocktail, Larantuka Mocktail, Alor Rumbelian, dan banyak lagi.

Saya sendiri tadinya pesan teh tawar karena saya bukan penyuka kopi. Ternyata, teh tawarnya tidak ada. Adanya teh daun lontar. Oh, teh jenis apa lagi itu? Karena saya baru mendengar, jadi saya pesan minuman mineral. 

Fasilitas di tempat ini juga ok. Ada wifi, toilet, mushola, smoking and non smoking area, dan area parkir yang cukup luas. Rekomended buat kumpul-kumpul bersama keluarga, sahabat, dan kawan-kawan. 

Bisa buat nongkrong atau hang out, atau mengerjakan tugas-tugas kantor, kuliah, sekolah. Rapat atau ngezoom bisa banget di sini. Saya perhatikan beberapa pengunjung sambil membuka laptop di mejanya. 

Sepertinya, David si pemilik resto yang asli putera daerah ini ingin menyuguhkan suasana khas NTT kepada masyarakat Depok, sekaligus membuat warga NTT yang ada di Depok merasakan seperti ada di kampung halamannya sendiri. 

Dia juga ingin mengembangkan biji kopi lokal di tengah gempuran kedai kopi asing. Apalagi minum kopi sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat kita, terutama generasi milenial.

Selain menawarkan desain tempat yang minimalis modern sekaligus etnik, Bajawa Kopi Flores NTT juga menawarkan harga yang kompetitif. Begitu kata pegawainya. 

Nah, bagi yang berada di sekitaran Depok, bisa mampir ke sini. Oks deh.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun