Suami akhirnya memutuskan tidak berbelok melewati Tol Bocimi tetapi terus ke arah Bogor. Khawatirnya banyak pengemudi yang berpikiran sama dan membuat kemacetan di sepanjang jalur tol.
Eh, ternyata setelah pertigaan Cigombong ke arah Bogor, jalanan terpantau lancar. Kendaraan juga tidak sepadat dari arah Sukabumi. Jalanan bisa dibilang cukup lengang. Wah, lega dong.
Saya janjian dengan adik saya di Rancamaya setelah melewati Lido dan Masent. Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari.
Mau mengoper Abah ke mobil saya. Adik saya yang tinggal di Bogor, tidak mungkin juga mengantar Abah ke Ratujaya. Kasihan. Sudah dini hari. Pasti capek banget.
Ternyata, ban mobil mobil adik saya pecah. Jadi, sekalian mengganti dengan cadangan. Setelah itu, melanjutkan perjalanan pulang.
Abah bertanya, kok bisa duluan kami yang sampai di Rancamaya dibanding mobil adik saya?
"Kan ikuti jalur elf yang lewat bahu jalan," jawab suami tertawa.
Kami melewati Banda, Ciawi, Bogor, Warung Jambu, Pemda Bogor, Pondok Rajeg, Kalimulya, Grand Depok City, Alhamdulillah sampai deh di Ratujaya. Tidak ada kemacetan. Saya pun mendrop Abah, abang, kakak ipar, keponakan, dan adik saya di rumah abah.
Baru deh lanjut ke Permata Depok. Sampai rumah itu jam 2.30. Wah, berarti berapa lama itu ya? Sekitar 4,5 jam perjalanan. Lebih lama dibanding waktu tiba di Cibadak. Tapi tidak apa-apalah daripada harus tersendat oleh kemacetan yang parah.
Demikian laporan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H