Sebisa mungkin amaliah Ramadan, seperti puasa, zakat, qiyamullail, iktikaf, dan berbagai amal sosial seperti sedekah, silaturahim, dan memberi makan orang yang berbuka puasa, terus berlanjut.
Ustadz juga mengingatkan untuk tidak pernah menghapus sejarah. Dulu, kesultanan di Indonesia menyerahkan kekuasaan untuk bangsa ini. Dari kesultanan ini tonggak-tonggak sejarah Indonesia terbangun.
Jangan pernah melupakan. Kesultanan Bone, Kesultanan Cirebon, Kesultanan Banten, Kesultanan Buton, dan kesultanan-kesultanan lainnya. Ada ratusan kesultanan di Indonesia kala itu.
"Mereka berhasil mengeluarkan kepemilikannya untuk Indonesia. Itu adalah zakat umat Islam untuk bangsa Indonesia," katanya.
Para sultan sudah berzakat untuk bangsa ini. Mereka telah mengalahkan hawa nafsu untuk berkuasa dan menyerahkan kekuasaan mereka kepada Presiden Soekarno sehingga terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Zakat dari segi bahasa berarti 'bersih', "kesucian". Siapapun yang sudah berzakat dia berhak mendapat kesucian.
Tidak hanya dalam bentuk harta. Tetapi juga kesucian jiwa, mensucikan jiwa. Shalat, shalat jumat, umrah cara Allah mensucikan jiwa. Karena itu, jangan pernah meninggalkan shalat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi." (HR. Muslim)
Dari hadist itu ditekankan bahwa shalat lima waktu yang wajib, shalat Jumat, puasa Ramadan, dapat menghapuskan dosa dan maksiat.
Hadits ini menunjukkan keutamaan shalat lima waktu, juga menunjukkan keutamaan hari Jumat. Maksudnya adalah dari shalat Jumat ke shalat Jumat. Dari hadist ini juga menunjukkan keutamaan bulan Ramadan.
Dosa-dosa bisa dihapus dengan syarat menjauhi dosa besar. Jika tidak dijauhi, maka dosa-dosa kecil tidak terhapus. Allah Ta'ala berfirman,