Lima raport merah BRIN
Pertama, transisi manajemen dan birokrasi yang tidak berjalan baik. Ini menyebabkan sumberdaya litbangjirap tidak termanfaatkan optimal.Â
Banyak peneliti dan perekayasa saat ini masih menunggu penempatannya di mana. Ini jelas kerugian yang besar bagi bangsa.Â
Ditemukan manajemen transisi dan birokrasi yang sangat jauh dari good governance. Ini sangat berbahaya dalam upaya mendorong profesionalisme di antara periset.Â
Kedua, sentralisasi dan birokrasi yang kian rumit. Kerapatan antara periset, bahan, peralatan, anggaran, dan operator selama ini berjalan baik dalam komando kepala balai atau pusat.Â
Tapi kini terdisrupsi dan terdisintegrasi. Ini menjadi problem untuk mengejar kerja yang cepat, efektif, efisien, responsif serta telah terbukti berhasil.Â
"Saat ini kita masih dalam proses forming dan storming. Entah sampai kapan kita ke luar dari situasi ini. Kapan kita warming dan performing. Padahal, banyak masalah bangsa yang harus diselesaikan segera," kata Max.
Ketiga, skema program tanpa visi, misi, arah, dan target yang jelas. Berpuluh apel pagi telah diikuti sivitas BRIN. Namun, sampai saat ini banyak yang tidak menangkap arah ke depan yang jelas.Â
Pencampuran antara peneliti dan perekayasa, asal BPPT misalnya, membuat inovasi produk tidak jelas.Â
"Saya sudah cross check lembaga riset di luar negari lewat web scimago, terutama Cina dan Rusia. Kok kita ini semrawut nggak jelas merujuk ke mana. Terus terang saya sangat prihatin," tambah Max.