Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kasbon Digital Solusi Keuangan Karyawan

24 Maret 2022   12:38 Diperbarui: 24 Maret 2022   12:40 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita butuh uang segera untuk kebutuhan yang amat mendesak, apa solusi yang ada di benak kita? Ya, kasbon ke kantor. Pinjam uang ke kantor, nanti pas gajian, gaji dipotong. 

Ini adalah cara mudah yang lazim saya temukan di kantor saya. Dan, mungkin juga di kantor-kantor yang lain. Biasanya teman-teman kantor saya ini memakai istilah "bon biru" untuk kasbon.

"Bon biru, bon biru," kata teman kantor saya seraya memamerkan lembaran kertas berwarna biru. Menandakan pinjamannya ke kantor disetujui. Senyumnya? Jelas mengembang. Solusi di tanggal tua sudah didapatkannya.

Biasanya kasbon diambil dari alokasi besaran gaji karyawan yang akan dikembalikan dengan cara memotong gaji karyawan tersebut sesuai dengan jumlah kasbon yang ada.

Sebenarnya sih ini, menurut saya, bukan meminjam. Uang yang didapatkan itu adalah sebagian dari gaji yang diambil di awal sebelum tanggal gajian. 

Jadi, ketika gajian, gaji yang diterima tidak utuh lagi. Sudah terpotong di saat karyawan "kasbon". 

Kalau saya sih, seingat saya belum pernah kasbon ke kantor. Entahlah. Mungkin karena saya bisa mengelola keuangan saya dengan baik dan bijak. Ehem...

Nah, di era digital ini, kini kasbon beralih ke digital. Ada aplikasi kasbon digital karya anak bangsa. Asli karya Indonesia. Namanya, Vinmo. 

Aplikasi fintech start up dari PT. Vinmo Digital Indonesia, yang berbasiskan Earn Wage Accsess (EWA). Start up ini baru berdiri pada September 2021. 

Ya, di era digitalisasi saat ini, makin marak persaingan dalam bisnis start-up di bidang fintech. Tidak heran jika banyak muncul berbagai bentuk aplikasi layanan keuangan berbasis EWA.

Aplikasi ini ibarat kata memindahkan kasbon konvensional ke kasbon yang lebih modern lagi. Meski fungsinya tetap sama. Bedanya, pengajuannya saja yang dilakukan melalui sistem. 

CEO & Co-Founder VINMO, Kristoforus Giovanni mengatakan, aplikasi fintech ini hadir mencoba untuk ikut meramaikan pasar fintech di Indonesia. Aplikasi ini sudah berhasil Go Live di playstore dan IOS. 

Meski masih bayi atau masih level start-up, ternyata sudah ada lebih dari 30 perusahaan dalam negeri yang bekerjasama dengan Vinmo.

Dia menjelaskan dengan aplikasi ini memungkinkan karyawan untuk kasbon kepada perusahaan. Terlebih jika tanggal tua. 

"Kalau sebelumnya kan terbentur aturan dan birokrasi perusahaan yang cukup memakan waktu pencairan dana. Cair, tapi butuh waktu. Kini, tidak lagi," katanya, Rabu, 23 Maret 2022.

Jika disetujui oleh atasannya -- mengingat ada juga perusahaan yang terbatas dalam segi keuangan atau cash flow, karyawan bisa mendapatkan uang atau gaji lebih awal.

Hadirnya aplikasi ini juga berdasarkan hasil pengamatannya ketika masih menjadi karyawan dan HR professional pada suatu perusahaan. Ternyata banyak sekali karyawan yang ingin kasbon karena berbagai macam keperluan yang mendesak.

Aplikasi ini memang fokus support kebutuhan keuangan karyawan Indonesia tanpa biaya bunga. Pencairan dana pun secara cepat.  

Berbeda dengan pinjaman bank. Kasbon digital ini tidak disertai bunga karena merupakan bentuk fasilitas perusahaan dalam rangka menyejahterakan karyawannya.

"Kami fokus untuk mensupport kesejahteraan karyawan Indonesia. Bebas bunga tinggi, tanpa jaminan, tidak ada pemeriksaan kredit, dan pencairan dana cepat," terangnya. 

Selain itu, tidak ada biaya tambahan di luar pencairan. Hanya biaya administrasi 3% yang dibebankan kepada karyawan pada setiap transaksi. 

"Bedanya dengan aplikasi sejenis terlihat dari adanya transparansi dalam hal pengembalian dana, jangka waktu pembayaran lebih lama, dan biaya transaksi yang lebih fleksible," katanya.

Dokumentasi Vinmo
Dokumentasi Vinmo

Komisaris dan Co-Founder Vinmo, Adhi Pranata, menambahkan, pihaknya berharap aplikasi ini bisa menjadi pilihan kasbon digital utama bagi masyarakat Indonesia.

"Kami adalah asli produk Indonesia dibandingkan dengan pemain EWA yang saat ini sedang ramai yang bukan berasal dari Indonesia," katanya.

Artinya, pihaknya lebih mengetahui dan memahami kebutuhan serta kebiasaan masyarakat Indonesia dalam menghadapi situasi darurat finansial

"Lewat aplikasi ini, kami memberikan akses kepada karyawan untuk menarik upah per-hari kapanpun dan di manapun tanpa menunggu tanggal gajian. Hadir untuk membantu karyawan yang memiliki kebutuhan mendesak tanpa perlu melakukan pinjaman," katanya. 

Dia mengatakan aplikasi ini juga menguntungkan pihak perusahaan karena tidak mengganggu cash flow perusahaan. Yang ada, malah bisa memberikan keuntungan untuk perusahaan dari setiap transaksi. 

Ke depannya, aplikasi ini akan terus berinovasi. Tidak lagi hanya sebatas akses gaji, tetapi juga untuk berbagai kebutuhan.

Ya, fintech atau financial technology, istilah yang sudah akrab di telinga kita. Terlebih di era serba digital seperti saat ini. 

Kehadirannya di Indonesia bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan. Bisa dibilang keberadaan fintech sudah mendominasi kehidupan kita sehari-hari.

Masyarakat kini bisa membayar tagihan, belanja online, memesan makanan, transfer uang, konsultasi, pengajuan asuransi, sampai meminjam uang. 

Semuanya dapat dilakukan melalui platform fintech di gengaman tangan. Sekali sentuh transaksi langsung jadi. Tidak perlu harus mendatangi kantor untuk semua keperluan itu atau bertatap muka dengan bagian keuangan.

Inovasi teknologi finansial ini membawa perubahan pada industri keuangan dan perbankan.

Fintech sendiri menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dari situs resminya di ojk.go.id, adalah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi. 

Produknya bisa berupa suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik.

Nah, kalau menurut Bank Indonesia sebagaimana tertera di bi.go.id, fintech adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru. 

Penggunaan teknologi ini dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, serta keandalan sistem pembayaran. 

Dengan kata lain, fintech adalah hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat. 

Dulu, sebelum teknologi finansial belum berkembang semasif ini, kita harus bertatap muka dan membawa sejumlah uang kas. Sesuatu yang membuat kita malas beranjak.

Kini tidak lagi. Transaksi dapat dilakukan secara jauh dengan bantuan teknologi. Proses transaksi pun tidak membutuhkan waktu lama dengan menunggu antrean. Dalam hitungan detik saja, transaksi pun selesai. Sudah. Tidak repot, bukan?

Dengan kata lain, fintech membantu transaksi dan sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun