Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pemilihan Ketua RT, Pesta Rakyat yang Sayang Dilewatkan

20 Maret 2022   14:48 Diperbarui: 21 Maret 2022   03:05 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun datang ke lokasi TPS. Saya mengisi daftar hadir sesuai blok tempat tinggal. Saya lalu diberikan surat suara yang berisi dua kandidat Ketua RT.

Kemudian saya diarahkan untuk memberikan suara di bilik suara (bisa dicontreng, disilang, dicoblos di lembaran area kandidat). Setelah itu, baru deh masukkan ke kotak suara.

Sudah. Prosesnya tidak sampai 5 menit, menurut hitungan saya. Oh iya, yang berhak memberikan suara hanya suami dan istri, atau suami atau istri saja. Suami yang tidak bisa hadir, bisa diwakilkan kepada istrinya. Begitu pula sebaliknya.

Setelah memberikan suara, saya tidak langsung pulang. Tetapi berkumpul dengan ibu-ibu lainnya. Sementara para suami ya dengan golongannya juga hahaha...

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Setelah bertahun-tahun membatasi diri berkumpul karena pandemi Covid-19, akhirnya kami memanfaatkan momen ini untuk berkumpul dan bersilaturahmi, sambil menikmati hidangan yang tersaji.

Hingga akhir waktu, setelah direkap ternyata suara yang masuk hanya 62 persen. Sisanya yang 38 persen yang menurut saya cukup banyak, tidak memberikan hak suaranya.

Entah mengapa mereka tidak memberikan suaranya. Masa tidak bisa meluangkan waktu sebentar? Kan tidak sampai 5 menit. Bisa langsung pulang setelah memberikan suara.

Ada yang mencoba menelepon warga yang belum hadir. Menelepon sesuai blok. Misalnya warga Blok A menelepon warga Blok A yang belum hadir. Begitu pula warga Blok B, dan seterusnya. Sayang, tidak ada respon.

Ya sayang saja. Pesta rakyat tingkat RT saja dilewatkan begitu saja. Pesta yang tidak tiap tahun diadakan. Pesta yang hanya bisa dinikmati 5 tahun sekali. Dan, itu diabaikan begitu saja? Sungguh ter-la-lu. Menurut saya.

Bagaimana pun sebagai warga, kita pasti berurusan dengan Ketua RT. Terutama, ketika mengurus administrasi kependudukan atau untuk keperluan lain. Jadi, mana kepeduliannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun