Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muraqabah, Senantiasa Merasa dalam Pengawasan Allah

13 Maret 2022   08:23 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:26 2759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, sering ziarah kubur
Muraqabah juga dapat tumbuh dari adanya ziarah qubur. Dengan ziarah kubur kita akan semakin menyadari bahwa kita semua pasti akan mati dan memasuki kuburan.

Tanpa teman, tanpa saudara, tanpa keluarga. Hanya seorang diri di rumah masa depan yang luasnya hanya 1 x 2 meter.

Hanya amal kitalah yang akan menemani diri kita. Dan apakah kita telah siap untuk menghadapNya?

Keempat, memperbanyak amalan-amalan sunnah, seperti dzikrullah, shalat sunnah, tilawah Alquran dan lain sebagainya. Amalan-amalan seperti ini akan menumbuhkan rasa ketenangan dalam hati. Dan rasa ketenangan ini menjadi bekal pokok untuk menumbuhkan muraqabah.

Kelima, membaca kisah-kisah orang shaleh atau banyak bergaul dengan orang shaleh.Merenungi kehidupan salaf shaleh dalam muraqabah, rasa takut mereka terhadap azab Allah yang sangat luar biasa, dan lain sebagainya.

Untuk kemudian dibandingkan dengan diri kita sendiri. Apakah kita sudah dapat seperti mereka, ataukah masih jauh?

Bersahabat dengan orang-orang shaleh yang memiliki rasa takut kepada Allah. Dengan persahabatan ini insyaAllah akan menimbulkan pengaruh positif pada diri kita untuk turut memiliki rasa takut kepada Allah.

Demikianlah.

Allah pasti akan melihat, mendengar dan mengetahui segala gerak gerik kita. Waktu terus berjalan, sementara kita masih bergelimang dengan kemaksiatan.

Akankah kita membiarkan diri kita terjerumus dalam neraka? Dengan kemaksiatan yang kita lakukan? Ataukah kita akan memperbaiki diri dengan bermuraqabah kepada Allah?

Jawaban pertanyaan ini, ada dalam diri kita masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun