Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muraqabah, Senantiasa Merasa dalam Pengawasan Allah

13 Maret 2022   08:23 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:26 2759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumbuhkan sifat muraqabah

Pertama, menguatkan keimanan
Dengan membangun keyakinan yang sempurna bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang nyata.

Semakin kuat keimanan kita, semakin kuat juga jiwa kita bahwa Allah senantiasa mengawasi kita.  

Kita akan benar-benar merasa malu dilihat oleh Allah subhanahu wata'ala jika kita melanggar larangan-Nya atau meninggalkan perintah-Nya.

Bukan perasaan yang biasa-biasa saja, tidak takut dosa, tidak takut azab, jika melakukan perbuatan maksiat, keji dan mungkar.

Dengan keyakinan seperti itu, maka jiwa kita merasa terliputi dalam pengawasan Allah. Akan merasa betah berdzikir kepadaNya. Akan senang melaksanakan ketaatan, dan tidak akan berpaling dari selainNya.

Janganlah sekali-kali kita mengira Allah dapat saja lengah sesaat dan janganlah pula kita sekali-kali mengira apa yang kita sembunyikan itu tersembunyi pula bagi Allah.

Tanpa adanya keimanan, muraqabah tidak akan pernah muncul.

Kedua, mengetahui batasan haram dan halal yang sudah seharusnya menjadi pengetahuan yang wajib atas setiap muslim. Atau mengetahui batas antara yang hak dan yang batil.

Sebab, halal haram berkaitan langsung dengan perintah dan larangan dari Allah swt. Menjalankan perintah dan menjauhi larangan adalah bukti keimanan kita.

Keimanan menjadi indikator utama ketakwaan seorang hamba. Apakah amal yang dilakukan akan mendapatkan ridha Allah atau sebaliknya malah berbuah murka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun