Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bunda, Yuk Kenali Gejala Hipertensi Paru pada Anak

11 Maret 2022   15:56 Diperbarui: 11 Maret 2022   16:06 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan dr. Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A(K)

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Tantangan penanganan hipertensi paru

Pencegahan dan penanganan penyakit hipertensi paru pada anak di negara-negara berkembang umumnya masih menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Di antaranya seperti keterbatasan infrastruktur kesehatan yang canggih, keterbatasan keahlian tenaga medis, dan kurangnya kesadaran masyarakat.  

Selain itu, kurangnya strategi skrining hipertensi paru yang tepat waktu, perawatan antenatal atau kehamilan yang kurang baik, hingga ketersediaan obat hipertensi paru yang tidak dapat diprediksi.

Akibatnya, sering ditemukan penyakit hipertensi paru memiliki prognosis yang buruk. Ini terlihat dari angka kematian dan rawat ulang pasien yang tinggi.

Padahal optimalisasi pengobatan hipertensi paru dalam dekade terakhir ini telah dilakukan. Dan, hasilnya berkontribusi besar terhadap peningkatan prognosis pasien, khususnya pada anak.

Di Indonesia sendiri, obat-obatan tertentu yang telah tersedia dapat diberikan untuk membantu mengurangi hipertensi paru pada pasien anak.

Seperti golongan Prostasiklin yaitu Beraprost, dan golongan Inhibitor Phosphodiesterase Type 5 (PDE5i), yaitu Sildenafil.

Kedua jenis pengobatan ini telah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa waktu lalu sebagai obat hipertensi paru.

Selain itu, terapi simtomatik berupa pemberian oksigen untuk membantu pernafasan. Ada juga terapi diuretik untuk membantu mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun