Tantangan penanganan hipertensi paru
Pencegahan dan penanganan penyakit hipertensi paru pada anak di negara-negara berkembang umumnya masih menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi.
Di antaranya seperti keterbatasan infrastruktur kesehatan yang canggih, keterbatasan keahlian tenaga medis, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Â
Selain itu, kurangnya strategi skrining hipertensi paru yang tepat waktu, perawatan antenatal atau kehamilan yang kurang baik, hingga ketersediaan obat hipertensi paru yang tidak dapat diprediksi.
Akibatnya, sering ditemukan penyakit hipertensi paru memiliki prognosis yang buruk. Ini terlihat dari angka kematian dan rawat ulang pasien yang tinggi.
Padahal optimalisasi pengobatan hipertensi paru dalam dekade terakhir ini telah dilakukan. Dan, hasilnya berkontribusi besar terhadap peningkatan prognosis pasien, khususnya pada anak.
Di Indonesia sendiri, obat-obatan tertentu yang telah tersedia dapat diberikan untuk membantu mengurangi hipertensi paru pada pasien anak.
Seperti golongan Prostasiklin yaitu Beraprost, dan golongan Inhibitor Phosphodiesterase Type 5 (PDE5i), yaitu Sildenafil.
Kedua jenis pengobatan ini telah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa waktu lalu sebagai obat hipertensi paru.
Selain itu, terapi simtomatik berupa pemberian oksigen untuk membantu pernafasan. Ada juga terapi diuretik untuk membantu mengeluarkan kelebihan cairan di tubuh.