Lalu, mereka berdoa kepada Allah dan berserah diri. Allah kemudian memberikan pengganti yang lebih baik dari yang hilang.
Demikianlah, jika Allah berkehendak, tidak ada seorangpun yang mampu menghalangi.
"Seperti kisah tetangga saya di Pondok Terong. Dia mendapatkan uang pesangon ratusan juta, cash. Lalu disimpan di mobil. Ketika sebentar lagi mau sampai di rumah, uangnya itu digondol penjahat. Padahal, jaraknya tidak sampai 100 meter," cerita ustadz. Â
Dalam ayat 17-33 turun sebagai perumpamaan yang dialamatkan kepada kaum kafir Quraisy yang telah diberi rahmat besar oleh Allah Ta'ala, yaitu dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada mereka, namun mereka menyambutnya dengan pendustaan dan perlawanan.
Kesimpulannya, sudah sepatutnya mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan tidak lupa untuk memberikan hak orang-orang fakir miskin. Tidak lupa pula untuk selalu mengucapkan "Insya Allah" dalam setiap rencana.
Kita jangan sampai dilalaikan atau disombongkan oleh harta benda kita, anak-anak kita (karena keturunan yang baik-baik atau anak-anak yang sukses), dan lainnya.
Nasib yang dialami pemilik-pemilik kebun sebagaimana dikisahkan dalam surat Al Qalam ini sebagai contoh orang-orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah.
Al Quran tidak hanya menyerukan untuk terus berbuat kebaikan. Namun, juga berisi kisah-kisah yang dapat menjadi pembelajaran bagi umat muslim di seluruh dunia.
Demikianlah. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah para pemilik kebun ini.
Wallahu a'lam bisshowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H