Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tafsir Surat Al-Qalam: Hikmah dari Kisah Para Pemilik Kebun

6 Maret 2022   18:33 Diperbarui: 6 Maret 2022   18:39 4052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Keluarga kita banyak, sedang harta kita sedikit. Kita tidak mungkin memberi orang-orang miskin sebagaimana yang dilakukan oleh ayah kita," begitu katanya.

Lalu pada saat musim panen tiba, mereka (para pemilik kebun) berbisik-bisik antara mereka. Malam-malam mereka menyusun rencana agar fakir miskin tidak mendapat bagian.

Mereka bersumpah untuk memetik habis hasil kebun mereka pada pagi hari, agar tidak diketahui oleh orang-orang miskin, supaya mereka mendapatkan untung yang sangat banyak dan tidak mengeluarkan sedekahnya barang sedikitpun.

Dengan kesombongannya, mereka pun tidak mengucapkan Insya Allah dalam sumpah mereka. Tapi rupanya rencana mereka tidak seperti yang direncanakan. Sebelum mereka menjalankan rencana itu, Allah menimpakan bencana pada kebun itu.

Belum juga tiba waktu shubuh, saat para pemilik kebun masih tertidur lelap, di malam harinya, Allah Swt. timpakan hukuman kepada mereka. Kebun mereka dilahap api sehingga tanah dan pepohonannya menjadi gosong.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Allah berfirman:
Sungguh, Kami telah menguji mereka (orang musyrik Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah pasti akan memetik (hasil)nya pada pagi hari" (ayat 17)

tetapi mereka tidak menyisihkan (dengan berucap, "Insya Allah"). (ayat 18)

Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. (ayat 19)

Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, (ayat 20)

Mereka belum mengetahui jika kebun mereka sudah hangus. Untuk memastikan rencananya, mereka kembali saling mengingatkan ketika subuh tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun