Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Balada Toa

24 Februari 2022   23:02 Diperbarui: 24 Februari 2022   23:08 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: kompas.com

Atau saat kau bersuara di stasiun? Memberitahu orang mengenai tujuan kereta. Buat apa? Agar tidak salah naik. Agar tidak salah jalan.

Apa lantas kau disalahkan? Tidak juga bukan? Justru kalau tidak diingatkan, berarti kau sudah berbuat dzalim kepada banyak manusia.

Lalu tiba-tiba saja suara yang kau keluarkan disamakan dengan gonggongan anjing. Ya jelas saja konteksnya beda.  Suara yang kau keluarkan adalah seruan suci untuk shalat agar umat manusia mendapat pertolongan dari Tuhan.

Suara adzan yang kau keluarkan memiliki makna tersendiri bagi umat Islam. Tidak hanya berupa suara. Ada makna sosial di dalamnya. Makna budaya dan agama.

Sedangkan gonggongan anjing apa? Seruan untuk apa? Air liurnya saja najis yang dapat membatalkan shalat. Perbandingan yang tidak selevel dan tidak pada tempatnya. Tidak apple to apple. Perbandingan yang menyesatkan.

Mirisnya, itu dikeluarkan oleh mulut seorang menteri agama, pejabat publik yang memiliki keimanan yang sama dengan kau. Aneh kan? Kalbunya orang itu terbuat dari apa sih sebenarnya?

Sungguh nista. Lebih nista dibandingkan puisi "Ibu Indonesia" karya Sukmawati Soekarnoputri.

"Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azanmu"

Masih enak terdengar kan? Tapi kau disamakan dengan gonggongan anjing? Sungguh, aku sakit hati. Tidak terima. Kau terhina di mata dia.

Balada toa. Kau diam salah, bersuara salah. Tapi tetaplah kau sebagai kau, menjalankan fungsimu sebagai toa. siapa lagi yang bisa selain dirimu? Apa juga jadinya tanpa dirimu?

Toa, toa, kau tidak salah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun