"Dimasukinnya dari mana?" tanya suami.
"Kalau nggak dari lengan atau pangkal paha. Nanti kateter masuk dulu, sambil mengamati kondisi jantung, apa perlu pakai ring atau tidak, apakah satu ring atau lebih," katanya.
"Bukan dari Mr. P kan?" tanyanya.
"Ya, nggaklah. Kan jantung," kata saya.
Suami pun mengangguk. Keputusan ini saya sampaikan kepada dokter. Lalu saya menandatangani bahwa saya menyetujui tindakan ring jantung atau stent jantung.
Jam 10 pagi, suami dibawa ke ruang Cath Lab. Saya menunggu di luar. Setelah proses pemasangan ring, baru saya dipanggil ke ruangan. Dokter akan memberikan penjelasan.
Di sini, ada layar lebar yang menampilkan kondisi jantung suami. Layar sebelah kiri kondisi jantung sebelum diberi tindakan. Layar sebelah kanan, kondisi jantung setelah diberi tindakan.
"Ini kondisi jantung Bapak. Ada 3 pembuluh darah utama menuju jantung. Dua dalam kondisi baik, satu pembuluh darah tersumbat 100 persen. Ini yang membuat dada terasa sakit," jelasnya.
Saya perhatikan, pembuluh darah yang normal terlihat berwarna gelap. Itu berarti, ada pasokan darah yang mengandung oksigen mengalir.
Sementara itu, pembuluh darah yang tersumbat berwarna terang atau pucat. Menandakan, tidak ada pasokan darah. Karena tidak ada pasokan darah, membuat otot-otot jantung tidak bekerja maksimal. Akhirnya menjadi kaku.
"Untung segera dibawa ke sini. Kalau terlambat akan semakin banyak otot jantung yang akan mati. Untung Bapak ada kesadaran mau dibawa ke sini, kalau tidak, mungkin kondisi jantung menjadi lebih fatal," kata dr. Barri.