Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Warga Kembali Dikepung Covid-19, Gelombang Ketiga?

3 Februari 2022   12:23 Diperbarui: 3 Februari 2022   12:35 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Ternyata virus Corona belum juga berlalu. Padahal setelah pada puncaknya di Juli tahun lalu, temuan kasus positif Covid-19 mulai melandai. Adanya program vaksinasi Covid-19 juga memberikan harapan agar tidak mudah tertular. 

Saya sudah bernapas lega. Terlebih saya, suami, anak-anak sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis kedua atau dosis lengkap. 

Warga Sektor Berlian di kompleks perumahaan saya tinggal juga sudah. Bisa jadi karena Ibu RT selalu memantau siapa saja yang belum vaksin.

Lega dong. Berharap tidak lagi ditemukan kasus positif Covid-19. Setidaknya di lingkungan rumah saya. Memang setelah puncaknya di Juli itu, tidak lagi terdengar kabar ada warga kompleks terkomfirmasi Covid-19. 

Setelah "sepi" dari kasus Covid-19, eh seminggu terakhir ini group warga kembali ramai menginformasikan ada warga yang positif Covid-19. Dalam sepekan ini ada sekitar lebih dari 6 warga yang melakukan isolasi mandiri.

"Mohon Doa. Yth Ibu-ibu Warga RT 003. Kami bermaksud menyampaikan informasi bahwa (menyebutkan nama dan nomor rumah) setelah melakukan tes PCR didiagnosa positif C-19 dan saat ini sedang isoman di rumah. Mohon doanya dari ibu-ibu untuk kesembuhan beliau. Teriring doa semoga lekas diberikan kesembuhan. Aamiin..."

Begitu informasi yang disampaikan ibu RT di group warga, pagi ini, Kamis, 3 Februari 2022. Dan, ini adalah informasi yang kesekian. Kalau saya hitung-hitung sudah lebih dari enam. Apakah akan bertambah?

Tetangga depan saya saja sedang isoman. Semula si isteri yang dinyatakan positif Covid-19 setelah menuntaskan masa karantinanya. 

Sepulang dari Tanah Suci, Mekkah, ia langsung karantina selama 7 x 24 jam. Lucunya, setelah masa karantina habis eh positif. Kok bisa ya? Ia pun melakukan isolasi di Wisma Atlet, di tempat yang sama saat karantina.

Usai melakukan isolasi, ia pun dinyatakan negatif. Pulang dong ke rumah. Eh, tidak lama berselang, suaminya positif Covid-19. Dan sekarang masih isolasi mandiri di rumah. 

Setelah itu, kembali bermunculan informasi beberapa warga terkena Covid-19. Saya belum tahu, apakah Covid-19 varian sebelumnya, Delta, atau Omicron? Tidak dijelaskan dan saya juga tidak bertanya lebih jauh. Khawatir nanti ada yang sensitif.

Wah, warga jadi kian waspada. Muncul usulan dari warga untuk kembali menutup akses jalan. Beberapa portal ditutup. Portal utama saja yang dibuka. Portal yang dekat rumah saya. 

Tujuannya, untuk membatasi mobilitas keluar masuk warga. Juga untuk memutus rantai penularan. Itu pun di data, warga luar yang berkunjung dicatat agar memudahkan tracing jika ditemukan kasus.

Suami saya, sebagai penanggung jawab keamanan, sudah berkoordinasi dengan petugas keamanan. Persis seperti di awal-awal kasus Covid-19 mulai merebak di kompleks rumah saya.

Suami saya sudah mengingatkan saya untuk tidak sering-sering bertemu banyak orang atau menerima tamu, meski itu teman dekat sekalipun. Apalagi gejala Omicron juga lebih seringnya tanpa gejala.

Sebagai penyintas kanker -- kelompok yang rentan tertular, suami tidak ingin saya tertular. Jika tidak ada hal penting tidak usah ke luar rumah.

Warga mulai waspada. Guru ngaji anak saya juga menginformasikan di group agar anak-anak tetap menerapkan protokol kesehatan saat mengaji di masjid. Memakai masker, menjaga jarak, membawa minum sendiri, dan tidak boleh jajan.

Saya tidak tahu apakah di sektor lain juga mengalami hal yang sama? Namun, yang pasti kegiatan senam di sektor Zamrud dihentikan. Apakah warga menunggu "gilaran" terkena Covid seperti sebelumnya? 

Tidak hanya di kompleks tempat tinggal saya saja yang mulai resah. Warga Depok di kecamatan lain pun demikian. Setidaknya di group KPKD (Komunitas Peduli Kanker Depok) Seroja juga mengeluhkan semakin menggilanya Covid-19. 

"Saya saja yang sudah vaksin Covid dosis dua, eh sudah 2 kali terkena Covid. Benar nih Covid makin menggila lagi," katanya. 

Apakah ini menandakan kita memang sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19? Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri memastikan Indonesia belum memasuki gelombang tiga virus corona (Covid-19). 

Meski demikian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan, terus melakukan monitor mengenai peningkatan kasus Covid-19 di tanah air.

Di Kota Depok sendiri berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Depok, Selasa, 1 Februari 2022, terdapat penambahan sebanyak 1.083 kasus konfirmasi positif baru.

Itu berarti, penambahan kasus Covid-19 Depok terus mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Bandingkan pada Senin, 31 Januari 2022, yang tercatat ada 555 kasus konfirmasi positif baru.  

Dengan demikian, total akumulasi kasus di Kota Depok menjadi 111.412 kasus konfirmasi. Satgas Covid-19 Depok menyebutkan paling banyak di cluster keluarga dan tempat kerja. 

Saat ini, Kota Depok masih berada di level 2 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setidaknya, jika merujuk Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2022 tertanggal 31 Januari 2022. 

Instruksi tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 untuk wilayah Jawa dan Bali, ini ditandatangani Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, M Tito Karnavian. 

Menteri menyampaikan, sesuai dengan kriteria level situasi pandemi berdasarkan asesmen, ada beberapa daerah di Jawa Barat yang kini berstatus Level 2.

Yaitu Kabupaten Kuningan, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Majalengka, Kota Tasikmalaya, Kota Depok, Kota Cimahi.

Selain itu, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Subang.

Berdasarkan asesmen tersebut  pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran tatap muka terbatas dan/atau pembelajaran jarak jauh.

Hal itu berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

Surat Keputusan itu, Nomor 05/KB/202l, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/ MENKES/ 6678/ 2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Sementara pelaksanaan resepsi pernikahan dapat diadakan dengan maksimal 50% dari kapasitas ruangan dan tidak mengadakan makan di tempat.

Pemerintah Kota Depok sendiri menyadari telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada pelaksanaan PTMT di semua tingkatan sekolah (TK, SD, SMP dan SMA). Karena itu, Pemkot Depok telah menyampaikan surat resmi kepada pemerintah pusat untuk melakukan evaluasi pelaksanaan PTMT 100 persen. 

Sampai hari ini, anak saya yang SD masih PTM 100 persen. Kakaknya yang SMA juga PTM 100 persen dari Rabu, 2 Februari 2022. Sementara anak saya yang di SMP sudah beberapa hari menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena ada siswa yang terkonfirmasi Covid-19. 

Sejauh ini, belum ada penutupan PTM 100 persen. Karena itu, pemkot hanya menginstruksikan selama proses PTMT 100 persen di sekolah, para orang tua diminta agar melakukan pendampingan dalam penerapan protokol kesehatan secara disiplin, khususnya penggunaan masker secara benar. 

Kemudian, membiasakan sarapan di rumah serta memastikan membawa perlengkapan pribadi sehingga dapat meminimalisir potensi penularan.

Sepertinya kita memang harus siap-siap menghadapi Covid-19 gelombang ketiga ini. Puncaknya, sebagaimana dikatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi, pada akhir Februari ini.

Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun