Saya jadi membayangkan anak-anak sekolah bagaimana bisa belajar daring selama pandemi Covid-19 ini? Lha jaringan internet saja tidak mendukung banget.
Ada hp, tidak ada jaringan. Ada jaringan tidak ada hp. Ada jaringan, ada hp, tapi tidak ada kuota. Ada kuota, ada hp, tidak ada jaringan. Ada jatah kuota, ada jaringan, tapi tidak ada hp.Â
Bagaimana jika anak tersebut tidak punya hp, tidak ada kuota, tidak ada jaringan? Miris banget kan? Ini seperti tebak-tebakan telur dan ayam saja. Duluan mana, telur atau ayam?Â
Atau bagaimana warga berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan sanak saudara yang berada di luar wilayah ini? Masa harus mengembara hingga mendapatkan sinyal?
Baca juga:
Menegangkan! Jalur dari Geopark Ciletuh ke Puncak Darma Pacu Adrenalin
Pak Bagas, pemilik homestay yang kami inapi, mengaku sering mendapat komplain dari tamu soal tidak adanya koneksi internet. Dampaknya menjadi merembet. Ia, sebagai pengelola homestay juga tidak bisa mempromosikan homestay miliknya di media sosial.Â
"Seperti mengunggah, mengirim foto atau video promosi tempat kita rada susah," katanya.
Padahal, homestay yang kami inapi ini berada di Kampung Cimarinjung, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.Â
Wilayah ini tidak begitu jauh dari Pantai Palangpang yang menjadi titik awal Geopark Ciletuh. Hanya butuh waktu 5 menit berkendara saja.Â
"Banyak tamu yang mengeluhkan susahnya dapat sinyal 4G, walaupun ada ya lelet banget," ungkapnya.Â
Jika kondisi ini tidak ada perbaiki, ia khawatir pemilik homestay atau penginapan di wilayahnya bakal mengalami kerugian.Â