Saya, orangtua murid lainnya, dan anak-anak bersyukur dan menyambut baik penerapan PTM 100 persen ini. Kami sudah menanti lama untuk momen pembelajaran langsung di sekolah seperti sebelum pandemi.Â
"Yesss...! Akhirnya," kata si kecil senang. Wajahnya terlihat happy.Â
"Alhamdulillah, akhirnya bisa kembali normal," timpal anak kedua saya.
Jelas ia senang, belajar secara langsung baginya lebih memudahkan menerima pembelajaran yang diberikan oleh gurunya. Waktu juga tidak dibatasi.
Tidak hanya kami saja yang antusias. Guru-guru juga semangat dengan pelaksanaan PTM 100 persen karena bisa bertemu siswa-siswi dan rekan guru di lingkungan sekolah.Â
Kami, para orangtua malah bersyukur sekolah kembali efektif. Tidak ada kerisauan yang berlebihan atau kekhawatiran bakal tertular virus Corona varian baru: Omicron.
Kawan-kawan saya yang tinggal di wilayah Jakarta juga menyambut positif penerapan PTM 100 persen di DKI Jakarta.
Ada beberapa pertimbangan mengapa saya mengizinkan anak-anak saya mengikuti PTM 100 persen.
Pertama karena anak-anak (sekolah) sudah divaksin. Jadi, sudah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus Corona.Â
Potensi tertular sangat kecil. Kalau pun terkena, gejalanya kemungkinan besar ringan, yang tidak perlu harus dibawa ke rumah sakit. Cukup isolasi mandiri di rumah saja.Â