Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yess! Ribuan Pemuda Bakal Jadi Petani Modern

11 November 2021   20:48 Diperbarui: 11 November 2021   21:16 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Pertanian kembali menggulirkan Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS). Program ini menyasar ribuan pemuda berusia antara 17 sampai dengan 39 tahun. 

Program Yess ini digadang-gadang menjadi program unggulan Kementan di dalam membangun petani milenial modern yang faliliar dengan teknologi IOT.

Mereka akan dididik menjadi petani milenial yang modern, terampil, dan akrab dengan teknologi internet. Para pemuda ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian Indonesia masa depan seperti yang diamanahkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. 

Kementerian Pertanian menargetkan mampu mencetak sebanyak 2,5 juta petani muda yang bisa memajukan bidang pertanian Indonesia.

Rencananya, 2,5 juta petani muda generasi milenial ini akan bekerja di bidang pertanian, bisa langsung terjun ke lapangan, atau mengambil bidang tekonologi maupun mekanisme di lahan pertanian.

Kementan memang mengajak kaum milenial untuk terjun di sektor pertanian. Sektor ini dinilai secara umum sangat menarik,  menjanjikan kesejahteraan, dan memberikan keuntungan lebih.

Program Yess ini sendiri adalah program percepatan dari Kementerian Pertanian bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) sejak 2019. 

Tujuannya, untuk mencetak wirausahawan muda di bidang pertanian. Caranya dengan memfasilitasi generasi milenial kembali berkarya dan berwirausaha di sektor pertanian. 

Selain itu, tujuan program Yess juga untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian. Tidak kurang dari  55,3 juta dollar AS digelontorkan IFAD untuk program ini selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).

Pencetakan petani muda ini agar pertanian Indonesia bisa mengimbangi gaya hidup modern yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Terlebih tanah di Indonesia masih banyak yang bisa dikembangkan. 

Setya Budhi Udrayana, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang, Jawa Timur -- lembaga pendidikan di bawah Kementerian Pertanian, menjelaskan, salah satu kegiatan yang ada pada program YESS adalah pelatihan bagi para pemuda berusia 17 - 39 tahun.

"Program Yess kali ini baru engine start dan masih ada lagi kelanjutannya bagi yang telah mengikuti pelatihan. Dibuat untuk memenuhi kebutuhan para peserta dalam hal berusaha tani," katanya, Rabu (10/11/2021).

Karena itu, peran BDSP (Business Development Services Provider) atau penyedia layanan pengembangan bisnis perlu dioptimalisasikan. Baik itu BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) maupun P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) agar bisa menjadi sentra Yess di kabupaten.

"Sinergisitas antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat penting dalam keberhasilan Program Yess," tambahnya.

Polbangtan Malang juga aktif membentuk kelompok-kelompok mahasiswa penerima program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP). Kelompok PWMP ini dilakukan melalui pembelajaran berbasis Teaching Factory (TeFa). 

"Polanya mereka harus terbiasa hidup dengan ternak yang dipelihara agar dapat mempelajari, memonitor dan meriset teknologi baru bagi ternak yang mereka pelihara sendiri. Bahkan ada yang sampai tidur di kandang," kata Setya Budhi.

Program YESS yang dikhususkan untuk petani milenial dan PWMP untuk mahasiswa Polbangtan Malang, dikatakan, buah inovasi atas kebutuhan lapangan yang menghendaki percepatan kemampuan adaptasi atas teknologi terbaru di bidang budidaya sekaligus kemampuan manajemerial terapan.   

Dokumentasi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
Dokumentasi Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Akhir bulan lalu, seluruh jajaran staf di Polbangtan Malang mengadakan pelatihan yang menghadirkan tiga master trainer untuk peningkatan efektifitas dan kapasitas staff BDSP Program YESS. 

Hadir pula 56 peserta dari perwakilan BDSP di 4 kabupaten yaitu Malang, Pasuruan, Tulungagung dan Pacitan. 

Kabupaten Pacitan, salah satu wilayah yang mengikuti Program Yess ini. Melibatkan sekitar 3.800 pemuda untuk mendapatkan pelatihan kewirausahaan pertanian. 

Para peserta pelatihan terbagi dalam 4 jenis kegiatan, yakni workshop Motivasi Bisnis (950 peserta), Pelatihan Manajemen Bisnis (950 peserta), Pelatihan Literasi Keuangan (950 peserta), serta Pelatihan Proposal Bisnis (950 peserta).

Project Manager PPIU (Provincial Project Implementation Unit) Jawa Timur, Acep Hariri, mengaku berpacu mendidik ribuan petani milenial di empat kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Tulungaggung, dan Pacitan. 

"Saat ini, PPIU Jatim melalui Program YESS telah berhasil memberikan pelatihan kepada 3.800 petani milenial di Kabupaten Pacitan yang ke depannya dipersiapkan menjadi petani pembaharu di bidang pertanian," jelas Acep Hariri.

Jawa Timur sendiri, diakuinya, tengah tancap gas untuk terus berupaya meningkakan kemampuan keilmuan dan keterampilan praktis mahasiswa yang saat ini tengah belajar Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan Bambang Supriyoko, mengharapkan dukungan semua pihak, agar program ini bisa berjalan lancar.

Sementara itu, Kepala Badan PPPSDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyatakan politeknik di bawah koordinasi Kementan harus mampu menciptakan qualified job creator dan qualified job seeker.  

Caranya dengan melakukan pengembangan metode pembelajaran, baik di kampus maupun kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Sebagai informasi, Polbangtan Malang berhasil meraih runner up Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Intechnoculture di Universitas Padjajaran (Unpad), pada September lalu. 

Pendidikan dan pertanian memang tidak bisa dipisahkan. Dua sektor strategis ini bisa membawa kemajuan negara. Kedua sektor ini dituntut berkolaborasi untuk mengoptimalkan potensi yang ada.

Ada banyak hal yang berpotensi untuk dikembangkan. Tidak hanya fokus pada sektor tanaman pangan yang selama ini menjadi tumpuan pertanian. 

Sektor perkebunan dan peternakan juga sangat perspektif untuk pengembangan ekspor. Belum lagi sektor agrikultur yang dapat memberikan nilai keuntungan.

Karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah motivasi untuk meninggalkan paradigama bahwa pertanian tidak menguntungkan, atau pertanian itu kumuh. 

Kaum milenial harus dibekali semangat optimismis kemudian pengetahuan teknik budidaya dan pemasaran atau peluang.

Presiden Joko Widodo memang menginginkan petani menjadi pekerjaan yang menjanjikan dan menyejahterakan. Ia berharap, profesi ini menarik minat anak muda. 

Keinginannya tidak lepas dari data yang mencatat sebanyak 71 persen dari total petani saat ini berusia di atas 45 tahun. Sedangkan yang di bawah 45 tahun hanya 29 persen saja.

Sektor pertanian, menurut Presiden, penting dalam membangun kemandirian pangan Indonesia. Sektor pertanian juga membuktikan menjadi salah satu sektor tangguh tumpuan ekonomi RI. 

Ketika hampir semua sektor lesu saat pertumbuhan terkontraksi pada 2020, sektor pertanian masih tumbuh positif 1,75 persen.

"Petani harus menjadi profesi yang menjanjikan, profesi yang menyejahterakan, dan kita harus membuat generasi muda lebih berminat menjadi petani," katanya saat memberikan arahan pada pembukaan acara pengukuhan Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian, Jumat (6/8/2021).

Intinya, yang ingin disampaikan pemerintah kepada masyarakat bahwa pertanian itu keren. 

Petani memang keren!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun