Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga keikhlasan dari semua amal perbuatan kita kepada Allah SWT.Â
Bagaimana cara menjaga dan merawat ikhlas?
Pertama, mengagungkan Allah dengan mengesakanNya, meyakini hanya kepadaNya manusia menyembah dan memohon pertolongan.
Selain itu, banyak berdoa dan berzikir. Memperbanyak istighfar bisa menjaga niat kita agar tidak melenceng dari niat selain pada Allah.
Nabi Muhammad SAW sendiri yang sudah mendapat jaminan syurga dari Allah, masih selalu berdoa agar selalu ikhlas. Padahal, beliau adalah hatinya selalu terjaga.
"Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan aku pun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui." (HR Ahmad).
Pengertian syirik di sini bukan semata-mata menyembah selain Allah, tetapi juga mengikuti hawa nafsunya.
Allah berfirman dalam surat Al-Jatsiyah ayat 23: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?"
Kedua, menyembunyikan amal kebaikan. Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih dapat diharapkan keikhlasannya karena tidak ada yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kecuali Allah semata.
"Kita bisa membiasakan amalan yang tahu hanya kita sendiri, yang keluarga atau pasangan kita pun tidak tahu. Seperti shalat tahajud, yang dilakukan saat yang lain masih tidur," kata ustadz.
Kelak di akhirat salah satu orang yang akan mendapatkan naungan di padang mahsyar adalah orang yang menyedekahkan sesuatu kemudian disembunyikan hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya (HR. Bukhari, Muslim).