Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Andai Waktu Bisa Berputar, (Mungkin) Saiful Jamil Tak Begini

8 September 2021   19:34 Diperbarui: 9 September 2021   07:38 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan biarkan mantan narapidana pencabulan anak usia dini (pedofilia) masih berlalu-lalang dengan bahagia di dunia hiburan, sementara korbannya masih merasakan trauma...

Sungguh sangat berharap stasiun televisi melakukan hal yang sama dengan memboikot mantan narapidana pencabulan anak di usia dini (pedofilia) muncul. Semoga petisi ini membuahkan hasil yang memuaskan," begitu bunyi petisi yang mendapat dukungan lebih dari 500.000 tanda tangan itu.

Glorifikasi dalam rentang waktu yang begitu cepat. Seketika ada di stasiun televisi ini, dan tidak berapa lama ada di stasiun televisi yang lain.

Bagaimana tidak, pria 41 tahun itu langsung diajak bersafari ke dua acara: Bercanda tapi Santai (BTS) di Trans 7 dan Kopi Viral di Trans TV. Belum lagi hadir di acara rangkaian pernikahan Rizky Bilar dan Lesti Kejora di ANTV, yang disaksikan oleh se-Indonesia Raya dan mungkin juga dunia.

Baca juga: Saiful Jamil dan Hilangnya "Kewarasan"

Bagaimana orang bisa "lupa"? Bagaimana orang tidak geram, lalu menggalang petisi untuk mencekalnya. Ini sesuatu hal yang wajar. Karena penyambutan yang luar biasa dan banjirnya tawaran job itu menimbulkan kesan bahwa kejahatan seksual hal yang biasa.

Inilah yang tidak dipikirkan oleh para pendukungnya dan stasiun televisi yang dengan pongahnya mengabaikan empati sosial. Polemik yang ingin ditonjolkan agar meraih rating, tidak seperti yang dibayangkan. Justru memunculkan petisi penolakan Saiful Jamil.

Bukan salah masyarakat yang akhirnya mencekalnya agar tampil di publik. Kesalahan ada pada para pendukungnya dan stasiun televisi, juga pada sosok Saiful Jamil dan orang-orang di sekitarnya, termasuk managernya. 

Andai para pendukungnya mengalami kejadian serupa pada anaknya apakah akan melupakan begitu saja peristiwa kelam itu?

Jika saja korban dari Saiful Jamil adalah anak dari para pendukungnya atau orang-orang yang ada di stasiun televisi itu, apakah mereka tetap akan menyambutnya? Saya pastikan tentu saja tidak.

Ah, sayang, nasi sudah menjadi bubur. Bubur pun masih bisa enak dimakan. Lha ini? Mau makan bubur saja dilarang. Dilepeh. Dibuang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun