"Kapan menikah?" pertanyaan yang sering terdengar kepada mereka yang masih sendiri. Ketika mereka menikah, apakah lantas menghentikan tanya? Oh, tentu saja tidak.
"Sudah punya anak belum?" atau "Kok nggak hamil-hamil sih?" atau "Kapan program hamil?" atau "Anaknya sudah berapa?"Â
Itulah sederet pertanyaan selanjutnya yang harus siap-siap didengar hingga telinga sampai bosan mendengarnya.
Pertanyaan ini akan terus ditanya ketika setelah sekian lama menikah belum jua diberi momongan.Â
Seperti halnya pasangan Febriyanti Sukmasari (39) dan Nur Mukhlis Fiandardo (38), yang selama 8 tahun terus berjuang untuk bisa segera hamil.Â
Siapa sih yang tidak menginginkan punya momongan? Bagi pasangan yang sudah menikah, kehadiran buah hati menjadi hal yang sangat didambakan.
Pejuang dua garis biru. Begitu mungkin yang bisa disematkan atas perjuangan pasangan ini. Berbagai cara sudah diupayakan, tapi yang didapat selalu satu garis merah.
Pasrah, jelas. Tapi patah semangat, tidak ada dalam kamus hidup mereka. Itu sebabnya, Febriyanti dan Nur Mukhlis pantang menyerah. Keduanya tak pernah berhenti berusaha.
Selama 8 tahun banyak lika-liku yang harus dilalui Febriyanti dan suami. Mulai menjalani beragam program hamil (promil) sampai berkali-kali program bayi tabung di luar negeri. Hasilnya, selalu saja gagal.
"Setelah mencoba program hamil sampai ke Penang, kita juga sudah promil inseminasi sebanyak dua kali, hasilnya tetap negatif, tapi kita nggak mau putus asa," kisahnya.
Berkali-kali menghadapi kegagalan membuat pasangan ini hampir putus asa. Tidak jarang pertengkaran mewarnai hari-hari mereka. Karena saking putus asanya, Febriyanti meminta suaminya untuk menikah lagi.