Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Minuman Bersoda "Membunuh" Kawan Saya?

17 Juni 2021   21:20 Diperbarui: 18 Juni 2021   01:02 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, menggeser botol minuman soda Coca-Cola dari frame kamera ketika hendak menjalani konferensi pers menjelang laga Grup F Euro 2020 Hongaria vs Portugal, Senin (14/6/2021) waktu setempat. 

Setelah menyingkirkan dua botol Coca-Cola itu, Ronaldo langsung memamerkan air mineral yang dia bawa ke hadapan awak media. 

"Minumlah air putih!" kata Ronaldo seperti dilansir Kompas.com dari The Independent, Kamis (17/6/2021)

Aksi ini kemudian disusul oleh Manuel Locatelli dari Italia usai laga kedua Grup A kontra Swiss di Stadion Olimpico, Roma, pada Kamis (17/6/2021) dini hari WIB. 

Ada apa dengan minuman bersoda? Apakah tidak bagus untuk kesehatan?

Saya jadi teringat dengan teman sekantor saya, perempuan. Ia bercerita hampir setiap hari selalu minum minuman bersoda. Sehari bisa menghabiskan 1,5 liter minuman tersebut.

Ia mengaku tidak bisa lepas dari minuman itu sejak ia duduk di bangku SMA. Mendengar penuturannya jelas saya kaget. Saya pun sering mengingatkannya untuk lebih baik minum air putih. Persis seperti yang disampaikan Cristiano Ronaldo.

Tapi ya tidak diindahkan. Makan bakso, minumnya selalu yang bersoda. Kalau tidak ada baru minum es teh manis. Makan bubur, begitu juga. Makan apa saja ya minumnya ya itu. 

Mirip iklan "Apa pun makanannya, minumnya pasti..." 

Apalagi kalau cuaca amat terik, itu menjadi minuman wajib bagi kawan saya. Pulang bareng terkadang yang diminum minuman bersoda saat dalam perjalanan.

"Ade gue paling sering bawa soft drink, tapi yang habisin gue," ceritanya terkekeh.

Pernah suatu ketika relasi saya mengirimkan berkrat-krat minuman bersoda ke kantor, yang tentu saja ditujukan buat saya. Kawan saya ini antusias banget melihatnya. Matanya berbinar-binar. Senyumnya melebar.

Saya tidak bisa mencegahnya mengambil beberapa kaleng untuk dibawanya pulang. Saya hanya bisa mengingatkan untuk tidak  meminumnya setiap hari.

Belasan tahun saya mengenalnya, gaya hidupnya tidak berubah. Hingga suatu ketika saya mendapat kabar, dia dirawat di RSUD Cibinong, Jawa Barat. Saya lupa sakitnya apa. 

Ketika saya menjenguknya usai pulang kerja, dia mengaku gara-gara keseringan minum minuman bersoda. 

Saya kembali mengingatkannya untuk sering-sering minum air putih. Jangan yang berwarna mulu. Eh, kawan saya cuma nyengir.

Beberapa bulan berselang, saya mendapat kabar kawan saya ini dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

Menurut penuturan keluarganya, kawan saya tiba-tiba saja terjatuh usai shalat Subuh, dan kepalanya membentur sesuatu. Akibatnya, ada pembuluh darahnya yang pecah. Dokter memvonisnya kena stroke.

Kawan saya ini pun dioperasi. Tempurung kepalanya dibor untuk mengatasi pembuluh darah yang bocor di area kepala. Setelah selesai operasi, tempurung kepalanya tidak langsung dipasangkan lagi. 

Nanti ketika sudah dinyatakan membaik, baru kembali dipasangkan. Begitu cerita keluarganya ketika saya menjenguknya di rumah sakit. Beberapa hari dirawat, kawan saya pun sudah bisa pulang. 

Beberapa hari kemudian, saya menyempatkan waktu untuk menjenguknya di rumah. Keluarganya menyampaikan kepada salah satu kawan kantor, jika kawan saya ini kangen dengan teman-teman kantornya.

Kawan saya dalam keadaan merebah. Kepalanya masih diperban karena tempurung kepalanya belum dipindahkan ke kepalanya. Katanya sih, lusa balik lagi ke RS Fatmawati untuk memasang tempurung kepala.

Bicara kawan saya ini tidak jelas. Tapi saya masih bisa menangkap maksudnya. Dari penuturannya sih, yang juga dipertegas oleh keluarganya, biang keroknya ya gara-gara keseringan minum minuman itu. 

"Nah, kan apa gue bilang," kata saya. 

Seminggu setelah menjenguknya di rumah, saya mendapat kabar kawan saya ini meninggal dunia. Jelas kaget, terlebih sebelumnya diinformasikan pemasangan tempurung kepala berjalan lancar.

Sejak itu, saya mengingatkan anak-anak saya untuk tidak sering minum minuman bersoda dan sejenisnya. Boleh minum, tapi dibatasi. Saya sarankan untuk lebih baik minum susu atau air putih. Itu lebih menyehatkan.

Saya katakan efek dari minuman ini tidak saat itu langsung dirasakan, tapi nanti ketika usia mulai dewasa. Memang menyegarkan untuk saat ini, tapi efeknya nanti ketika dewasa, atau menjelang tua.

"Itu teman Bunda, dari SMA minum itu setiap hari, efeknya baru terasa sekarang," kata saya mengingatkan.

Lima tahun sudah berlalu kepergian kawan saya ini. Meninggal di usia menjelang 50 tahun. Ia tidak meninggalkan siapa-siapa, selain ibu, kakak, dan adiknya beserta keponakan-keponakan.

Apakah benar minuman itu yang jadi "pembunuh" kawan saya (dan juga yang lainnya)?

Soda terbuat dari air biasa yang melalui proses karbonasi atau proses pencampuran karbon dioksida dengan tekanan tinggi. Soda juga biasanya mengandung air berkarbonasi dan pemanis buatan. Minuman yang bersoda biasanya mengandung pewarna, pengawet, kafein, sodium, serta zat tambahan lainnya.

Berdasarkan apa yang saya baca di sini, mengonsumsi minuman bersoda secara rutin bisa mengubah otak dan menghambat kinerja ratusan protein dalam otak. 

Alasannya karena pemanis buatan yang ada di dalam minuman tersebut seperti aspartame, biasanya mengandung fenilalanin yang akan membuat fungsi otak menjadi terganggu. 

Selain itu, sering mengonsumsi minuman bersoda akan meningkatkan risiko seseorang mengidap sindrom metabolik, gangguan kadar gula darah, tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. 

Parahnya lagi, wanita yang mengkonsumsi lebih dari satu kaleng minuman bersoda akan memiliki risiko lebih tinggi mengidap diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular kronis, serta tekanan darah tinggi.

Kalau saya baca di sini, sering mengonsumsi minuman bersoda meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. 

Berdasarkan penelitian, risiko serangan jantung dan stroke meningkat pada orang yang mengonsumsi minuman bersoda yang tinggi gula setiap hari. 

Hal ini diduga terjadi karena kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda berkaitan dengan peningkatan kolesterol, resistensi insulin, dan peradangan.

Hmmm... So?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun