Seingat saya tidak ada penumpang lain ketika peristiwa itu terjadi. Nyali saya jadi ciut juga. Padahal tidak begitu jauh dari bis ini ada kantor polisi. Saya ingin berteriak minta tolong tapi lidah saya kelu.
Jadi, mau tidak mau, saya pun menyerahkan hp saya. Handphone terbaru keluaran Nokia yang berlayar biru. Lupa tipenya, 8245 atau 8250? Yang jelas hp baru itu baru seminggu saya pakai. Dongkol juga sih, tapi mau bagaimana lagi?
Pemuda itu langsung turun setelah hp berpindah ke tangannya. Tidak lama kemudian beberapa penumpang menaiki bis yang saya tumpangi.
Berkaca pada peristiwa itu, saya pun jadi lebih berhati-hati saat ada panggilan masuk ke hp saya atau menelepon atau membalas sms seseorang. Ketika saya merasa sudah dalam keadaan aman, baru saya membalas panggilan atau sms tersebut.
Saya juga memilih duduk dekat supir, entah di sampingnya atau di belakangnya ketika bus masih saya dapati dalam keadaan sepi. Kecuali sudah ada beberapa penumpang yang duduk, baru saya memilih agak di tengah.
***
Ketika saya naik bus mayasari bakti dengan nomor trayek 57 rute Blok M - Pulogadung, di Stasiun Cawang, kebetulan saya berdiri. Penumpang sih sebenarnya tidak terlalu padat, meski tempat duduk terisi semua.
Nah, saat itu di kiri kanan saya dipepet oleh pemuda. Sementara, pemuda-pemuda yang berdiri di depan dan belakang pintu bis berisik seperti memang mengalihkan perhatian. Dari gerak geriknya saya sudah menduga mereka adalah kawanan pencopet.
Ketika saya mau turun, saya masih tetap dipepet. Saya perhatikan tangan pemuda itu sudah di tas saya.
"Ngapain loe mepet-mepet gue? Loe mau copet gue ya?" kata saya dengan nada kesal.
"Kagak nyopet," jawabnya tetap sambil memepet saya.