Karena itu, ia mengajukan SNI secara sukarela. Terlebih SNI adalah program pemerintah. Berkat dukungan BSN dan BBT (Balai Besar Tekstil) Bandung, ia pun berhasil mendapatkan sertifikat SNI.
Melihat begitu penting dan bermanfaatnya SNI, Irma pun  berharap BSN terus mengadakan pembinaan, khususnya bagi UMKM agar dapat bersaing dengan produk impor sehingga dapat menumbuhkan ekonomi dalam negeri dan bangga akan produk sendiri.
Ia pun berpesan kepada pelaku UMKM yang belum bersertifikasi SNI untuk tidak ragu berkomunikasi dengan BSN. Khususnya bagi produk yang wajib ber-SNI Â karena prosedur SNI tidak sulit asalkan kita sabar dalam prosesnya dan mengikuti prosedur.
"Tentunya setelah mendapatkan SNI agar meningkatkan kualitas produk sehingga dapat mandiri dan mampu bersaing dengan produk luar," tuturnya.
Ada sedikit bocoran dari Irma gar masker kain lolos pengujian SNI. Katanya, masker kain disarankan minimal 2 lapis kain dengan lapisan dalam terbuat dari serat alam atau memiliki daya serap tinggi. Kain dengan lapisan dalam disarankan berwarna putih (broken white) dan kain yang akan dijahit sebaiknya dicuci terlebih dahulu.
Sejauh ini, masker kain yang diproduksinya sudah lebih dari 5 juta masker. Tenaga yang membantunya masyarakat yang terkena PHK dan ibu-ibu yang berasal dari Bandung dan sekitarnya. Kesesuaian masker dengan persyaratan SNI, menjadikan produknya terjamin kualitas dan keamanannya.
"Dengan masker kain yang sudah berSNI ini dapat melindungi keamanan masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19," tandasnya.
Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Zakiyah, yang menyerahkan sertifikat SNI tersebut, di Bandung, mengapresiasi UMKM Baby Fynnsass. Terlebih untuk mendapatkannya harus melalui proses yang tidak mudah. Ada serangkaian pengujian yang harus dilalui.
Pengujian yang dilakukan terhadap masker tersebut di antaranya uji daya tembus udara dilakukan sesuai SNI 7648; uji daya serap dilakukan sesuai SNI 0279; uji tahan luntur warna terhadap pencucian, keringat, dan ludah; pengujian zat warna azo karsinogen; serta aktivitas antibakteri.
Berdasarkan SNI 8914:2020 persyaratan mutu masker yang terbuat dari kain tenun dan/atau kain rajut dari berbagai jenis serat, minimal terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci beberapa kali (washable).
Pemilihan bahan untuk masker kain juga perlu diperhatikan, karena filtrasi dan kemampuan bernafas bervariasi tergantung pada jenis bahan. Efisiensi filtrasi tergantung pada kerapatan kain, jenis serat dan anyaman.