Dia relasi saya. Sebelum dia menjelma menjadi Lia Eden, dia adalah sosok perempuan ibu rumah tangga pada umumnya.
Meski pendidikannya hanya sampai jenjang SMA, dia memiliki profesi perangkai bunga kering. Kemahirannya ini membawanya memiliki program acara khusus mengenai merangkai bunga di TVRI pada tahun 1980an.
Â
Ia juga beberapa kali menggelar pameran rangkaian bunga yang sering dihadiri oleh kalangan istana, terutama Ibu Tien Soeharto. Sering memberikan pelatihan merangkai bunga di lapas perempuan.
Lia juga sempat mendapat beberapa penghargaan baik nasional maupun internasional. Salah satunya adalah penghargaan Upakarti dari pemerintah.
Ia pernah juga dipilih sebagai salah seorang tokoh Wanita Indonesia oleh KOWANI (Kongres Wanita Indonesia) dan Menteri Urusan Peranan Wanita.
Dari sinilah saya mulai mengenalnya mengingat pekerjaan saya berelasi dengan banyak profesi. Kalau tidak salah sekitar tahun 1996 (saya mulai bekerja pada Juli 1994).
Rumahnya yang di Jalan Mahoni, Bungur, Senen, Jakarta Pusat, yang tertata asri dan dihiasi bunga warna warni. Di dalam rumahnya dipenuhi rangkaian bunga hasil kreasinya.
Ada yang diberi bingkai, ada juga yang diberi pot unik, ada yang digantung di dinding, ada juga ditata di meja. Beberapa kali saya ke rumahnya, dan beberapa kali juga saya sering dibawakan hasil karyanya itu.
Lia juga seorang penyair. Ia kerap tampil membacakan puisi-puisi karyanya di berbagai kesempatan. Beberapa kali dia mengundang saya ke acara pementasannya. Seingat saya, terakhir itu di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Dalam beberapa kesempatan saya juga sering dihadiahi buku-buku puisi karyanya, yang entah sekarang ada di mana.