Jika dulu dapur "disembunyikan", maka sekarang dapur malah ada yang di depan. Setidaknya di samping rumah. Alasannya biar bisa melihat tukang sayur lewat, kalau dapurnya di belakang si ibu tidak bisa melihat tukang sayur yang lewat.
Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc menyampaikan Gastronomi menjadi landasan untuk memahami bagaimana makanan dan minuman digunakan dalam situasi tertentu. Melalui gastronomi dimungkinkan untuk membangun satu gambaran dari persamaan atau perbedaan pendekatan atau perilaku terhadap makanan dan minuman yang digunakan di berbagai negara dan budaya.
"Gastronomi tidak sekedar mencicipi makanan dan minuman seperti berwisata kuliner, namun memiliki keinginan kuat untuk mengetahui asal sejarah, sisi budaya atau filosofi makanan dan minuman tersebut," katanya.
Dan, melalui dapur keluarga dapat memberikan energi untuk melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan atau menyatakan perasaan khusus seperti senang, bangga, iba, rindu, maupun turut bersedih.
"Dapur bukan hanya sebagai tempat memasak, tapi di situlah makanan juga diolah. Melalui Dapur Pangan ini kita dapat menyediakan makanan yang bermanfaat bagi kesehatan yaitu secara fisik, fisiologi
dan psikologi," tutur Eni.
Kini nilai dari ruangan dapur semakin meningkat karena fungsinya yang merangkap sebagai pengikat hubungan dalam keluarga. Tidak heran, para ibu pun menyulap dapur di rumah dengan berbagai inspirasi dapur cantik agar semakin betah saat berada di dapur.
Founder FOI Hendro Utomo, menyampaikan diperlukan upaya untuk mendorong Budaya Dapur Keluarga yang menargetkan pengetahuan hingga perilaku orang tua dan pendamping untuk mempromosikan kebiasaan makan yang sehat pada anak-anak.Â
Budaya Dapur ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk terbukanya akses pangan keluarga, terutama anak yang lebih baik.
Selama ini, preferensi makanan anak dipengaruhi oleh ketersediaan, distribusi, dan keakraban dengan makanan serta model orang-orang di sekitar anak.Â
Jika anak-anak ingin belajar memilih dan mengkonsumsi makanan sehat, mereka membutuhkan pengalaman awal yang positif dan berulang dengan makanan tersebut.
Orang tua atau pendamping anak memainkan peran penting dalam mengembangkan preferensi makanan tersebut. Harapannya, dapat mendorong keluarga untuk kembali mengelola sumber makanan mereka, merasa lebih percaya diri dengan keterampilan memasak di rumah, dan meningkatkan kualitas makanan serta pola makan anak-anak mereka.